Pasalnya dosen yang mengajar di Universitas Padjajaran (UNPAD) itu mengaku kalau kebanyakan mahasiswi telah mengirim PAP sejak masih duduk di bangku sekolah.
"Biasanya yang curhat ke kita sudah mahasiswi tapi kejadiannya waktu SMA," tutur Ira.
Baca Juga: Korban Pelecehan Seksual di KPI Beri Pesan ke Netizen, Begini Isinya
Dan para korban yang terjerat kasus PAP pun dikatakan memiliki alasan yang serupa.
Para pelaku yang meminta PAP 'panas' akan mengancam korban dengan cara memutuskan hubungan.
Peran Penting Tenaga Pengajar di Media Sosial
Lalu Ira pun menilai bahwa kasus PAP ini adalah sesuatu yang bisa menghilangkan rasa keamanan para perempuan muda di Indonesia.
Oleh karena itu, ia sebagai tenaga pengajar turut mengajak para guru dan dosen untuk membantu pelajar agar bisa mengatasi masalah tersebut.
Baca Juga: Bocah 16 Tahun Kabur Setelah Habiskan Rp 195 Juta Uang Ayahnya Untuk Game PUBG
"Kita sebagai pendidik harus menggunakan media yang digunakan oleh pelajar juga," ucap Ira.
"Saya jadi kreator juga karena disuruh mahasiswa dulu," lanjutnya.