Laporan Wartawan Nextren, Kama Adritya
Nextren.grid.id -Belum lama ini tersiar kabar bahwa ada sebuah powerbank yang terbakar saat disimpan di dalam kabin pesawat.
Seakan tidak percaya bahwa powerbank yang banyak digunakan oleh para pengguna smartphone ini bisa meledak begitu saja.
Tapi tahukah kamu bahwa semua benda yang menggunakan baterai itu sebenarnya bisa meledak?
Tidak terkecuali dengan powerbank yang sebenarnya isinya berupa baterai juga.
Umumnya, powerbank itu menggunakan baterai jenis Lithium Ion atau Lithium Polymer, di mana Lithium Ion adalah jenis yang lebih murah.
Baca Juga: 3 Alasan Kenapa Harus Punya Power Bank, Bebas Khawatir Dari Lowbat
Baterai jenis Lithium biasanya terdiri dari dua jenis material, yaitu anode dan cathode. Keduanya dipisahkan dengan cairan yang mengalirkan listrik.
Cara kerjanya adalah, ketika baterai diisi ulang (recharge), listrik akan membuat partikel dari cathode mengalir melalui cairan pemisah tadi dan masuk menuju anode.
Ketika baterai habis, partikel yang berada di anode kembali ke cathode. Begitu terus proses tadi berlangsung setiap kali proses isi ulang baterai dilakukan.
Namun, komponen partikel pada lithium tersebut juga sangat rentan. Terutama terhadap panas.
Jika bagian anode atau cathode terekspos terhadap panas berlebih, maka hal tersebut akan memicu reaksi berantai yang akan membuat partikel di dalamnya menjadi semakin panas dan panas.
Hal tersebut akan membuat baterai tersebut meleleh dan mengeluarkan panas yang tinggi.
Baca Juga: Apple Resmi Luncurkan Powerbank Wireless MagSafe Battery Pack!
Lithium Polymer memiliki bahan dan partikel yang lebih kuat menghadapi panas, namun tidak demikian halnya dengan Lithium Ion yang lebih murah.
Dalam kasus powerbank, biasanya produsen powerbank menyertakan alat pencegah terhadap panas berlebih ataupun arus pendek yang bisa memicu reaksi berantai di dalam baterai tersebut.
Sayangnya, tidak semua produsen powerbank memberikan alat pencegah tersebut, karena komponen tersebut akan menambah biaya yang berdampak pada tingginya harga powerbank tersebut.
Semakin besar voltase dari baterai powerbank tersebut, maka akan semakin besar juga panas yang dihasilkannya. Sehingga semakin besar kapasitasnya, maka bisa akan semakin besar pula ledakan yang dihasilkannya.
Meski demikian, batas berbahaya dari sebuah powerbank cukup tinggi sehingga selama powerbank tersebut tidak terekspos terhadap panas yang berlebih (seperti sinar matahari) atau tidak dicharge terlalu lama (karena semakin lama dicharge maka suhu partikelnya juga akan semakin panas).
Baca Juga: Ini 5 Bahaya Root HP Android, Undang Malware Hingga Baterai Rusak
Selain itu, baterai lithium juga bisa terjadi reaksi berantai yang akan menyebabkan panas berlebih jika anode dan cathode-nya bertemu langsung tanpa melalui cairan pemisah.
Jadi jika powerbank tersebut ditusuk atau bolong maka hal tersebut juga bisa menyebabkan ledakan.
Oleh karena itu, kualitas bodi pelindung powerbank juga menjadi faktor penentu.
(*)