Kemudian, ada Guild of Guardians, game alih peran (RPG) yang memungkinkan pemain mengumpulkan aset NFT dengan membasmi monster hingga beragam barang unik yang bisa dipakai di dalam game.
Nantinya, aset NFT yang dikumpulkan bisa ditukar di pasar terbuka di dalam game tersebut, atau ditukarkan dengan mata uang kripto yang bisa dikonversikan ke mata uang asli.
Semakin populer
Sekadar informasi, NFT sebenarnya digunakan pertama kali pada sebuah game blockchain bernama CryptoKitties pada Oktober 2017 lalu.
Dalam game tersebut, pengguna bisa mengadopsi atau memelihara seekor kucing virtual yang bisa diperjualbelikan.
Layaknya memiliki binatang peliharaan di dunia fisik, seekor kucing digital bakal memiliki identitas (token) unik untuk menunjukkan bahwa kucing tersebut dimiliki sepenuhnya oleh seorang pengguna.
Baca Juga: Wow! Developer Asal Indonesia Buat Game Online Mirip Genshin Impact!
Pada saat CryptoKitties meluncur, konsep NFT di dalam game sendiri dinilai terlalu dini lantaran belum banyak game yang mengadopsinya.
Namun pada 2021 ini, aset NFT sedang naik daun.
Terlebih, pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak 2019 lalu juga memaksa orang untuk mencari alternatif hiburan selama mereka di rumah, termasuk bermain game.
Artinya, akan banyak orang yang bermain game dan model bisnis NFT di dalam game bisa saja menjadi ladang penghasilan terbaru.
Namun, hal ini kembali pada para developer game dan bagaimana cara mereka mengintegrasikan NFT ke dalam game racikannya masing-masing, serta mempopulerkannya agar bisa dikenal orang banyak.