Elastometer sendiri merupakan material yang mampu kembali ke ukuran semula setelah diregangkan.
"(Elastometer) memungkinkan ruang dan elektroda kabel antara piksel meregang dan menyusut tanpa piksel OLED itu sendiri menjadi cacat," ungkap salah satu peneliti SAIT, Yeongjun Lee, dikutip dari Engadget.
Baca Juga: Update Harga Baru Samsung Galaxy A51, Turun Hampir Rp 1 Juta
Keberadaan teknologi tersebut di perangkat Samsung Wearable pun diklaim akan lebih tahan terhadap bahan kimia dan panas yang dikhawatirkan oleh pengguna.
Menariknya, tim peneliti turut mengklaim kalau kinerja deteksi detak jantung yang dilakukan oleh layar OLED Samsung Wearable tidak menurun meski layar direntangkan hingga 30 persen.
Lantas apakah layar OLED Samsung Wearable itu akan segera diluncurkan ke publik?
Sejauh ini tim SAIT dikabarkan sedang mencoba untuk meneliti hal lain yang perlu dilakukan pada perangkat tersebut.
Laporan yang dilansir dari Engadget menyebut bahwa laboratorium penelitian sedang berupaya melakukan peningkatan resolusi, fleksibilitas, dan tingkat akurasi pelacakan.
Baca Juga: Samsung Galaxy M62 Dijual di Indonesia dengan Baterai 7.000 MAh, Ini Harganya
Jika hal itu sudah dilakukan dan berhasil, maka besar kemungkinan kalau Samsung akan langsung masuk ke dalam tahap produksi massal.
Mari kita nantikan saja kabar terbaru terkait layar OLED Samsung Wearable yang mungkin bakal dirilis oleh perusahaan dalam beberapa tahun ke depan.