Nextren.com - Harga Bitcoin dibanting dan dilempar bak roller coaster.
Dengan fluktuasi harga yang tinggi, harga Bitcoin Rabu kemarin (19/5), sempat anjlok hingga hampir 30.000 dollar AS (sekitar Rp 431 juta).
Itu artinya turun 30 persen hanya dalam sehari.
Harga Rp 431 juta itu artinya tak sampai separuh dari nilai tertinggi Bitcoin pada April lalu, yaitu Rp 921 juta (64.000 USD).
Lalu apa penyebab anjloknya harga Bitcoin secara drastis itu?
Baca Juga: 5 Cuitan Kontroversi Elon Musk di Twitter Soal Bitcoin dan Dogecoin
Ternyata karena OJK China pekan ini resmi melarang bank dan perusahaan pembayaran melayani transaksi mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum dan lainnya.
Sejak beberapa tahun lalu, China memang sudah melarang bursa mata uang kripto dan initial coin offering.
Namun warga China memang masih belum dilarang menyimpan yang kripto.
Anjloknya harga Bitcoin ini juga mata uang kripto lain, seperti Ethereum yang turun 23 persen, dan Dogecoin yang minus 27 persen, dilansir dari NBC News, Kamis (20/5/2021).
Saat nilai aset-aset kripto itu berguguran, beberapa bursa uang kripto seperti Coinbase, Gemini, dan Kraken juga sempat tumbang, akibat lonjakan trafik.
Secara total, kapitalisasi pasar uang kripto terpangkas 850 miliar USD (Rp 12.000 triliun), sesuai data dari CoinMarketCap.