Nextren.com - Selama dipakai beberapa lama, sebuah smartphone tentu ada saja yang bermasalah.
Jika masih dalam masa garansi, tentu bisa dibawa ke service center resmi yang bisa diandalkan.
Namun jika masa garansi sudah habis, maka tempat servis biasa akan jadi pilihan yang masuk akal.
Belakangan, warganet dihebohkan dengan sebuah twit berisi tangkapan gambar percakapan antar-teknisi ponsel.
Obrolan tersebut menguak bahwa ada oknum tertentu yang mencuri data, terutama foto dan video, dari ponsel yang tengah diperbaiki.
Baca Juga: Inilah Fungsi Proteksi Gadget di Tokopedia, Bakal Diganti Jika Rusak atau Dijambret
Oknum teknisi ponsel, dalam percakapan tersebut, mengaku bisa mengambil berbagai data ponsel korban sebelum perangkat tersebut disetel (reset) ulang.
Ada pula sejumlah teknisi yang mencoba untuk menarik (restore) memori ponsel yang tengah diperbaiki.
Alasannya tentu untuk mengambil foto atau video yang telah dihapus oleh si pemilik ponsel, sebagaimana berbagai "pengakuan" yang tertuang di Twitter dengan handle @ndagels berikut.
Kegiatan seperti inilah yang konon memicu beredarnya foto atau video tak senonoh di internet dan berbagai platform lainnya.
Aktivitas penyebaran semacam ini boleh jadi makin marak, terlebih jika pengguna mendapatkan keuntungan dari konten yang disebarkan.
Lantas, mengapa bisa seperti itu?
Apakah data yang dihapus memang bisa dipulihkan kembali?
Jawabannya bisa, menurut Christian Funk yang merupakan seorang peneliti dari firma keamanan siber Kaspersky.
Baca Juga: Grab Ingin Bangun Pabrik Daur Ulang HP Tua atau Rusak di Indonesia, Agar Harganya Lebih Murah
Data bisa dipulihkan
Funk mengungkap bahwa data yang sudah dihapus ternyata bisa dipulihkan oleh seseorang yang tahu caranya.
Sebab, sebagian besar data ponsel tetap akan "menempel" di memori, meski pengguna sudah menghapusnya.
Hal itu, menurut Funk, tak sejalan dengan esensi menghapus data konvensional yang sudah tertanam di benak pengguna.
“Kesalahpahaman yang cukup umum adalah pemikiran bahwa menghapus data atau melakukan format ulang media penyimpanan sudah cukup untuk membersihkan data," ujar Funk dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Jumat (5/2/2021).
"Apabila ada orang yang tech-savvy, mereka (mungkin) dapat memulihkan data ini. Itulah mengapa sangat penting untuk melakukan pembersihan total," imbuh Funk.
Kesimpulan ini sendiri dibuat berdasarkan riset yang digadang oleh Funk bersama rekannya, Marco Preuss selama kurang lebih 2 bulan terhadap sekitar 185 perangkat bekas.
Ratusan perangkat ini meliputi laptop, hard disk, serta kartu memori ponsel.
Berdasarkan riset tersebut, terkuak bahwa sekitar 90 persen dari keseluruhan data yang pernah tersimpan di ratusan perangkat yang diuji, ternyata masih bisa diakses.
Baca Juga: Awas, Jangan Lakukan Hal Ini Agar Smartphone Tidak Gampang Rusak
Dari 90 persen data itu, sekitar 16 persen ternyata masih bisa diakses secara bebas (belum dihapus), sedangkan 74 persen data lainnya masih bisa dipulihkan meski sudah dihapus.
Ada pun data yang ditemukan mencakup entri kalender yang berisi catatan rapat, dokumen pajak, informasi perbankan, kredensial login, informasi medis, hingga foto dan video pribadi.
Menghapus data dengan bersih
Nah, untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, penting bagi pengguna untuk melakukan pembersihan data secara total.
Salah satu cara yang paling mudah adalah menggunakan berbagai aplikasi pembersih dan pelindung ponsel dari virus/malware yang beredar di internet, seperti aplikasi Kaspersky yang tersedia di berbagai platform.
Biasanya, aplikasi semacam ini memiliki fitur "Penghancur File" untuk menghapus data sampai akar-akarnya.
Pengguna PC dengan sistem operasi Windows juga bisa menggunakan alat penghapus data bawaan dari sistem, yakni Cipher yang bisa diakses melalui aplikasi Command Prompt.
Cipher sendiri biasanya digunakan untuk melindungi data dengan sistem enkripsi dan menghapus file dari hard disk agar tidak bisa dipakai atau dipulihkan lagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Obrolan Teknisi HP Ramai di Twitter, Sebut Bisa Tarik Foto yang Dihapus"Penulis : Bill Clinten