Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Aplikasi Kencan Online Menggeser Budaya Adat Indonesia, Benarkah?

Fahmi Bagas - Sabtu, 24 Oktober 2020 | 09:35
ilustrasi aplikasi kencan online
solo.tribunnews.com

ilustrasi aplikasi kencan online

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Perkembangan teknologi komunikasi terus terjadi sedemikian rupa.

Pemanfaatannya saat ini pun bukan hanya untuk media berkomunikasi saja.

Kamu bisa menggunakan teknologi untuk mencari informasi terbaru bahkan sampai jodoh.

Seperti yang kita tahu, saat ini banyak tersebar aplikasi-aplikasi kencan online yang bisa digunakan.

Baca Juga: Inilah Karakter Asli Pengguna Aplikasi Kencan Tinder Berdasarkan Zodiak

Mulai dari Tinder, Badoo, OkCupid, dan lainnya bisa kamu dapatkan secara gratis melalui Google Play Store atau AppStore.

Hasilnya pun tidak selalu mengecewakan, ada sejumlah orang yang bisa menemukan pasangannya melalui aplikasi kencan online tersebut.

Namun kondisi ini tentunya bisa membuat efek yang dapat dinilai negatif pada nilai-nilai budaya adat, terutama di Indonesia.

Sebab, di wilayah Selat Lombok ada salah satu tradisi perkawinan yang cukup unik.

Budaya tersebut disebut dengan Merarik yang merupakan budaya kawin lari dalam tradisi Suku Sasak.

Baca Juga: Kasus Mutilasi yang Berawal Dari Aplikasi Kencan Tinder , Bikin Netizen Heboh di Twitter

Bukan tanpa alasan, budaya ini dilakukan oleh masyarakat Lombok untuk menunjukkan rasa keberanian bertanggung jawab, keteguhan mewujudkan pernikahan, dan penyelesaian perkara melalui musyawarah.

Salah satu rangkaian mararik dalam tradisi pernikahan di suku Sasak. Tradisi merari’ diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri. Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masi lestari.
Samana

Salah satu rangkaian mararik dalam tradisi pernikahan di suku Sasak. Tradisi merari’ diawali dengan pinangan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan pada malam hari. Gadis yang dipinang kemudian dibawa lari untuk dijadikan sebagai istri. Di era modern seperti saat ini, budaya merarik masi lestari.

Merarik pun diawali dengan pinangan mempelai laki-laki secara langsung ke pihak wanita yang dilakukan pada malam hari.

Tentu prosesi ini tidak semudah apa yang dibayangkan.

Baca Juga: Gen Z Bisa Tentukan Jalan Cerita Film Serial Swipe Night di Aplikasi Kencan Tinder, Ternyata Begini 5 Perilakunya

Nah, kamu penasaran dengan prosesi perkawinan Merarik tersebut?

Pada hari Sabtu, 24 Oktober 2020, Saya Pejalan Bijak bersama dengan Samana akan menyelenggarakan Avontur Daring bertajuk "Akhir Pekan Bersama Lombok" Budaya Merarik Masih Lestari Hingga Kini.

Untuk bisa mengikuti acara daring tersebut, kamu pun harus mendaftarakan diri terlebih dahulu melalui link berikut ini.

(*)

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x