Palapa Ring Timur merupakan proyek paling besar dari antara 2 proyek lainnya dengan total panjang kabel serat optik darat (inland) 2.453 KM dan kabel serat optik laut (submarine) membentang sejauh 4.426 KM.
Selain itu, Palapa Ring Timur juga dilengkapi dengan konstruksi 52 menara tower microwave dan 49 unit HOP agar dapat menjangkau 35 kabupaten/kota yang melalui 4 provinsi.
Pada tol langit paket timur ini terdapat 9 proyek yang sedang berjalan, yaitu proyek 9 sampai proyek 17.
Baca Juga: Jadi Produk Termurah, iPhone SE (2020) Resmi Masuk Indonesia 2 Oktober
Hingga September 2020, total utilisasi dari ke 9 proyek ini telah mencapai 14% untuk utilisasi Fiber Optic dan 45% untuk utilisasi microwave.
Rendahnya utilisasi yang dialami oleh Palapa Ring Timur saat ini disebabkan beberapa hal.
Masalah pertama adalah kurangnya peran penyedia layanan telekomunikasi.
Perlu dipahami bahwa Palapa Ring Timur hanyalah penyedia backbone serat optik.
Sedangkan untuk menghadirkan akses internet cepat bagi masyarakat, dibutuhkan peran operator telekomunikasi seperti Telkomsel, XL, Indosat dan lainnya.
Baca Juga: Kabar Merger, Grab Disebut Lebih Butuh Gojek untuk Bertahan Karena Alasan Ini
Umumnya, kebanyakan operator yang ada di Indonesia memiliki banyak pertimbangan sebelum masuk ke suatu area komersial baru.