Follow Us

Saatnya Membicarakan Sampah Plastik Untuk Melindungi Bumi dan Seisinya

Zihan Fajrin - Selasa, 18 Agustus 2020 | 15:52
Sampah-sampah dari daratan berakhir di laut dan membahayakan kehidupan yang ada di sana.
Ricky Martin/National Geographic Indonesia

Sampah-sampah dari daratan berakhir di laut dan membahayakan kehidupan yang ada di sana.

Nextren.com - Seperti yang diketahui, sampah memiliki beragam jenis sehingga penempatan sampah pun harus sesuai dengan tempatnya.

Karena hal tersebut bertujuan untuk bisa didaur ulang secara mudah dan mempersingkat waktu pemilahan sampah.

Sampah plastik biasanya bersumber dari sebuah minimarket yang akhirnya dibuang dengan percuma.

Sekitar 150 tahun silam, manusia menciptakan plastik sebagai materi yang ringan, kuat, dan murah. Bahkan, terobosan ini membantu jantung berdenyut dan pesawat melesat di udara.

Baca Juga: Ngeri, Virus Covid-19 Bisa Bertahan Selama 3 Hari di Plastik dan Stainless

Namun ada perkara yang mendesak dan perlu diwaspadai. Berdasarkan statistik dari Our World in Data, produksi tahunan plastik di dunia meningkat hampir 200 kali lipat sejak 1950. Pada 1950, diketahui dunia hanya memproduksi dua juta ton plastik per tahunnya. Namun sejak, saat itu, produksi meningkat drastis.

Sayangnya, dari banyaknya plastik, hanya sekitar 20% yang didaur ulang. Pada akhirnya, sekitar delapan juta ton berakhir di lautan setiap tahunnya.

Plastik, seperti yang kita tahu, dapat bertahan lama di Bumi hingga 60-70 tahun. Dan plastik yang dibuat pada masa awal pun, kemungkinan masih ada hingga saat ini.

Studi terbaru dari University of Leeds yang dipublikasikan pada jurnal Science, mengungkapkan, jika terjadi peningkatan konsumsi plastik atau tidak ada perubahan signifikan pada aksi daur ulang, maka diperkirakan Bumi akan memiliki 1.3 miliar ton sampah plastik pada 2040.

Baca Juga: Layar Lipat Samsung Galaxy Z Flip Ternyata Rentan Lecet, Biaya Perbaikannya Mahal!

Dan World Economic Forum (WEF) bahkan memprediksi bahwa pada 2050, jumlah plastik di lautan akan lebih banyak dibanding ikan.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest