(BACA:Cara Atasi WhatsApp yang Mendadak Lemot Tanpa Sebab dengan Langkah Ini)
Sayangnya, teknik ini memiliki kelemahan fatal. Yaitu tidak adanya pengamanan pada kalkulasi acak yang dibuat namun tidak jadi digunakan dalam urutan kalkulasi.
Akibatnya, sebuah program khusus dapat dibuat untuk 'mengintip' celah dari kalkulasi acak tersebut dan melihat isi dari memori kernel.
Padahal, memori kernel adalah tempat penyimpanan data krusial yang memang sengaja disimpan di dalam memori hardware agar tidak dapat diakses dari luar.
Isi dari memori kernel biasanya adalah data-data password, data pribadi pengguna, dan berbagai macam info yang melekat terhadap hardware milik sang pengguna tersebut.
Dengan kata lain, eksploit Spectre dan Meltdown ini bisa mencuri atau membuka data yang sebelumnya anti hacking dari luar. Contohnya seperti kasus iPhone milik teroris di San Bernadino yang tidak bisa diunlock? Kini bisa dengan eksploitasi tersebut.
Bahkan, orang pun bisa mencuri data tersebut dari jauh ketika hardware tersebut terhubung lewat jaringan cloud.
Bagaimana mencegah serangan Spectre dan Meltdown?
Kabar buruknya, celah eksploitasi tersebut tidak bisa ditutup dari sisi hardware. Sampai ditemukan teknik baru yang dapat mencegah celah tersebut, maka hardware yang menggunakan prosesor dengan teknikspeculative executiontersebut akan tetap rentan serangan.
Kabar baiknya, para produsen sudah mengetahui keberadaan eksploitasi tersebut dan langsung mengeluarkan update atau patch untuk mencegah kebocoran lebih jauh.
Sayangnya, update atau patch tersebut akan mengurangi kinerja prosesor. Bahkan para ahli memperkirakan kinerja dapat turun sampai 30%! Meskipun Google dan Amazon membantah hal tersebut, tapi mengakui bahwa akan terjadi penurunan kinerja.