Memilih merek ponsel lain sama saja harus membayar harga lebih mahal dengan kualitas yang belum tentu sebaik produk China.
"Dalam jangka pendek, tidak akan ada dampak apa pun karena orang harus membeli ponsel. Di sisi lain mayoritas, ponsel di pasar itu berasal dari China," kata Doshi, seperti dikutip Indian Express, Senin (22/6/2020).
Baca Juga: Cara Cerdik Tiktokers dan Pecinta K-Pop Bikin Kampanye Donald Trump Sepi
Sentimen anti-produk China sebenarnya bukan hal baru di India.
Kendati begitu, penetrasi pembuat ponsel asal China terus menguat, menjangkau konsumen semua umur di India, dari kelas miskin hingga masyarakat kelas atas pengguna ponsel premium.
Setali tiga uang, Direktur Riset IDC India, Navkendar Singh, sependapat bahwa konsumen di India tak miliki banyak opsi jika memilih untuk tidak membeli ponsel pintar besutan perusahaan-perusahaan China.
Harga yang murah tetapi dengan spesifikasi mumpuni, membuat smartphone dari pabrikan China sulit tergantikan posisinya di India, terutama di kalangan masyarakat menengah dan menengah ke bawah.
Baca Juga: Gandeng Never Too Lavish, ACMIC Rilis Power Bank Untuk Hypebeast Secara Eksklusif
"Dari sudut pandang konsumen, ini adalah hal yang wajar, dan perusahaan-perusahaan smartphone asal China telah berhasil memenuhi itu," ujar Singh.
Singh tak setuju dengan seruan boikot produk China setelah pecah konflik di perbatasan kedua negara.
Meski bisa berdampak langsung bagi pendapatan perusahaan ponsel China, hal itu tak akan berlangsung lama.
Sebaliknya, boikot ponsel China malah bisa merugikan ekonomi nasional India, mengingat ponsel China juga sebenarnya banyak diproduksi di pabrik-pabrik lokal di India. Fasilitas-fasilitas research and development (R & D) teknologi smartphone pabrikan China juga banyak dibangun di India.