Nextren.com - Operator seluler Indosat Ooredoo baru saja merilis laporan keuangannya untuk tahun 2019.
Secara singkat, mereka melaporkan pertumbuhan pendapatan tertinggi di pasar, pertumbuhan EBITDA 52% lebih dari 3X pertumbuhan top line, penambahan sebanyak 1,2 juta pelanggan sehingga total pelanggan perusahaan mencapai 59,3 juta, serta Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari negatif Rp2,4 triliun pada tahun 2018 menjadi positif Rp1,6 triliun pada tahun 2019.
Menurut President Director and CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama, Indosat Ooredoo berhasil melaksanakan strategi 3 tahun Perusahaan, dan hal ini menyebabkan kinerja keuangannya yang solid.
Mereka berinvestasi untuk meningkatkan cakupan dan kinerja jaringan 4G, dan langkah-langkah ini disebut berkontribusi terhadap peningkatan basis pelanggan dan volume trafik data Perusahaan.
Indosat Ooredoo juga ingin memainkan peran utama dalam membangun ekosistem digital Indonesia, dengan menghadirkan peningkatan kualitas layanan dan pengalaman bagi pelanggan yang akan menciptakan nilai bagi pemegang kepentingan Perusahaan.
Total Pendapatan Indosat Ooredoo tumbuh sebesar 12,9% menjadi sebesar Rp26,1 triliun, Pendapatan Seluler tumbuh sebesar 14,7% menjadi sebesar Rp20,7 triliun, dan EBITDA mencapai Rp9,9 triliun, atau tumbuh kuat sebesar 51,6% YoY.
Baca Juga: Intip Zhengzhou, Kota Produksi iPhone yang Senyap Karena Virus Corona
Lalu Pelanggan seluler tumbuh sebesar 1,2 juta pelanggan menjadi 59,3 juta pelanggan pada akhir tahun 2019, dan Average Revenue per User (ARPU) meningkat menjadi Rp27,9 ribu dari tahun sebelumnya sebesar Rp18,7 ribu, yang utamanya disebabkan oleh tingginya peningkatan trafik data sebesar 71,6% YoY.
Indosat Ooredoo membukukan laba bersih sebesar Rp1.569,0 miliar atau naik sebesar hampir Rp4 triliun dibandingkan rugi bersih di tahun 2018 yang disebabkan oleh perbaikan EBITDA dan penjualan menara.
Dalam hal operasional, Indosat Ooredoo berhasil melaksanakan penggelaran jaringan 4G secara intensif, mengembangkan cakupan populasi 4G dari hanya sebesar 44% pada akhir tahun 2017 hingga mencapai hampir 90% di tahun 2019 serta meningkatkan kualitas konektivitas di seluruh Indonesia secara signifikan.
Baca Juga: Serunya Teknologi Bioskop Baru IMAX With Laser Pertama di Indonesia
Perusahaan telah mengoperasikan total 124.144 BTS per 31 Desember 2019, meningkat sebesar 49.218 BTS dibandingkan tahun lalu. Sampai dengan saat ini, Perusahaan mengoperasikan BTS 4G sebanyak 48.048.
Kami juga telah menyelesaikan penjualan 3.100 menara perusahaan kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Professional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dengan nilai transaksi sebesar Rp6,39 triliun. Penjualan ini akan mendukung rencana strategis Indosat Ooredoo untuk meningkatkan pengalaman jaringan lebih lanjut, sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi pelanggan.
Pada tahun 2020, Perusahaan memberikan arahan pertumbuhan pendapatan sesuai dengan tingkat pertumbuhan pasar, dengan EBITDA margin pada kuadran persentase 30% atas, serta CAPEX diantara Rp8,5 sampai dengan Rp9,5 triliun.