Pihak Monash University mengatakan catatan klinis dari ambulans sangat penting untuk digunakan sebagai alat informasi upaya pencegahan bunuh diri dalam proyek ini.
Alasannya, karena ambulans sering menjadi titik kontak pertama dalam krisis terkait bunuh diri di Australia.
Melansir ZDNet, dalam mengimplementasikan kecerdasan buatan terdapat sebuah kemungkinan menghapus dua pertiga dari pemrosesan data yang dilakukan.
Tugas tersebut pun dialihkan ke manusia untuk menafsirkan setiap catatan klinis paramedis secara individual.
Baca Juga: Penuh Haru, Saat Teknologi Virtual Reality Bantu Ibu Bertemu Anaknya Kembali yang Sudah Meninggal
Pihak universitas pun berkata penggunakan machine learning menghasilkan data identifikasi dan pengkodean data ambulans terkait bunuh diri dengan tepat waktu dan hemat biaya.
Ia mengatakan hal tersebut lebih baik seperti menginformasikan kebijakan dan respons kesehatan masyarakat untuk pencegahan bunuh diri.
Mengutip Antara, Monash University pun memberikan contoh bagaimana insiden yang dapat merugikan diri sendiri dapat dihubungkan dengan faktor-faktor lain seperti kekerasan, penggunaan narkoba, dan status sosial ekonomi.
Pihak Turning Point pun memberikan pendapat bahwa proyek ini akan mengungkap tren bunuh diri.
Baca Juga: Munculnya Teknologi Semi-Robotic Surgery Untuk Mempermudah Operasi Mata Secara 3D
"Proyek ini akan mengungkap tren bunuh diri dan titik intervensi potensial untuk memberikan informasi yang lebih baik tentang respons kebijakan dan kesehatan masyarakat," kata Dan Lubman, Direktur Turning Point dan Profesor Layanan dan Studi Ketergantungan Monash University.
Dan pun yakin teknologi yang ia kembangkan bisa menciptakan peluang untuk diadopsi secara internasional.