Menurut dia, rakyat Afrika mengganti kartu sepanjang hari untuk menghindari biaya tinggi yang dikenakan operator karena melakukan panggilan dengan jaringan yang berbeda.
"Mereka tidak mampu membeli dua telepon, jadi kami membawa solusi untuk mereka dengan membuat semua ponsel Tecno dual SIM," kata Chowdury.
Selain dual SIM, Transsion juga sadar salah satu kelemahan Afrika adalah kekurangan listrik dalam 24 jam.
Maka dari itu Transsion selalu merilis smartphone dengan baterai berdaya tahan lama.
Di Nigeria, Afrika Selatan dan Ethiopia, pemerintah sering melakukan pemadaman listrik yang membuat orang tidak dapat mengisi daya telepon mereka selama berjam-jam.
Di pasar yang kurang berkembang, seperti Republik Demokratik Kongo, Chowdhury mengatakan, konsumen mungkin harus berjalan 30 kilometer untuk mengisi daya telepon mereka di pasar lokal dan harus membayar.
"Bagi konsumen semacam itu, daya tahan baterai yang lebih lama adalah berkah," tambahnya.
Selain itu yang terpenting melihat ekonomi rakyat Afrika.
Baca Juga: Baru Rilis di Indonesia, Black Shark 2 Pro Langsung Ludes Dalam Satu Jam
Ponsel keluaran Transsion seperti Tecno dan Infinix dijual dengan hanya harga kisaran Rp 200.000 sampai dengan Rp 2 jutaan.
Menurut Chowdhury, harga itu pas dengan kantong rakyat Afrika dan dibandingkan Samsung yang harganya lebih mahal.