Nextren.com - Maraknya e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada dana lainnya, membuat bisnis pengiriman logistik juga berkembang pesat.Pernahkah kamu bayangkan bagaimana perusahaan pengiriman bisa mengelola armadanya yang begitu banyak?Perusahaan rintisan (Start Up) pemantau dan pelacak armada khususnya bisnis logistik, Lacak.io memberikan kemudahan lewat aplikasinya untuk memantau bisnis logistik.Aplikasi ini fokus membantu perusahaan logistik kecil menengah untuk bisa memantau bisnis mereka dari armada traditional (tanpa sistem), menjadi armada yang terkoneksi secara digital sehingga bisa mengejar percepatan industri 4.0.
Baca Juga : Startup Bengkel Panggilan Montir.id Punya 50 Mekanik Siap Ke RumahSistem aplikasi tersebut menggunakan fleet management system dari lacak.io. Sistem tersebut memungkinkan data-data berharga dari kendaraan seperti lokasi dan sensor, data pengiriman atau muatan kargo dapat terkoneksi dan diakses oleh pihak yang berkepentingan.Alhasil, perencanaan atau pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih baik, cepat dan tepat.Tak hanya itu, kesempatan bisnis logistik untuk bekerjasama dengan korporasi besar juga akan terbuka lebih lebar.
Baca Juga : SimpliDOTS, Startup Baru Ini Bantu Distributor Yang Kewalahan
"Karena korporasi besar biasanya sudah sangat tersistem, menghubungkan armada yang sudah terkoneksi dengan lacak.io akan dapat dilakukan dengan sangat mudah menggunakan open API dari kami,” kata Danny Jiang, COO Lacak.io, Minggu (13/1).Perkembangan bisnis Lacak.io ini dinilai cukup memuaskan diawal tahun 2019. Hal tersebut terlihat dari sekitar 20 potensial pekerjaan yang di dapatkan awal tahun seperti di Jasa Marga, dan DHL Supply Chain Indonesia.Ia menyebutkan layanan lacak.io di banderol dengan harga mulai dari Rp 3 juta per armada untuk tahun pertama.
Baca Juga : 5 Pekerjaan Ini yang Paling Dicari oleh 500 Perusahaan Startup ITSelanjutnya, di tahun keduanya dibandrol seharga Rp 1,5 juta per armada. Tentunya segmen pasar yang dibidik adalah perusahaan penyedia armada logistik dengan jumlah armada mulai dari 20 sampai 100 unit per perusahaan.Meski tergolong perusahaan baru, Lacak.io sudah mencatat pertumbuhan dengan jumlah perusahaan yang menggunakan layanan tersebut mencapai 211%. Pertumbuhan armada yang terkoneksi dengan sistem Lacak.io mencapai 376%.
Baca Juga : Sistem Pengairan Otomatis dari Startup Alumni ITB Ini Dongkrak Hasil Panen 40 Persen
“Kami menargetkan pertumbuhan armada terkoneksi di sistem kami pada 2019 mencapai 500%,” Jelasnya.Sementara, untuk pengembangan dan percepatan industri, infrastruktur dan ekonomi di Indonesia, Danny mengaku pihaknya sedang mencari pendanaan sebesar Rp 6 miliar di tahun 2019.Rencana penggunaan modal tersebut 60% dari pendanaan akan digunakan untuk mendorong penjualan dan marketing, serta membuka kantor perwakilan di beberapa provinsi seperti Jawa, Bali, Makasar, dan Medan.Sedangkan 25% dan 15% masing-masing akan digunakan untuk pengembangan teknologi dan layanan serta pengembangan team operational. (*)(Venny Suryanto)Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Start up Lacak.io ramaikan persaingan bisnis aplikasi digital