Follow Us

Cerita Phuc Dat Bich Membohongi Facebook dan Dunia

Oik Yusuf - Kamis, 26 November 2015 | 20:29
Foto pria yang mengaku bernama Phuc Dat Bich di Facebook, sebelum akunnya tidak bisa diakses
Facebook

Foto pria yang mengaku bernama Phuc Dat Bich di Facebook, sebelum akunnya tidak bisa diakses

Pertengahan bulan ini, nasib sial seorang pria Australia keturunan Vietnam ramai menjadi bahan pemberitaan internet. Dia mengeluh mengalami diskriminasi di Facebook lantaran terlahir dengan nama yang terdengar aneh sekaligus menyerupai bunyi kata-kata kotor dalam bahasa Inggris: Phuc Dat Bich.Gara-gara itu, Phuc mengaku akun Facebook miliknya berkali-kali ditutup. Dia dituduh sengaja memalsukan nama. Padahal, kata pria 23 tahun ini, nama tersebut sungguh merupakan pemberian orang tuanya.“Saya terganggu sekali tak ada yang percaya saat saya sebutkan nama saya yang sebenarnya. Saya tersinggung nama itu dibilang palsu dan menyesatkan,” keluh Phuc dalam sebuah posting bertanggal 27 Januari yang dibubuhi foto paspornya sebagai bukti kesahihan identitas.Uneg-uneg tersebut memang sudah lama disuarakan, namun baru belakangan ini saja menarik perhatian netizen dan ramai diperbincangkan, termasuk oleh berbagai outlet berita ternama di seluruh dunia.Cerita Phuc menuai simpati. Puluhan ribu orang mengikuti posting publiknya, sementara ratusan orang lain memberikan komentar suportif. Terhitung pula ratusan ribu jumlah like dan share atas posting berisi keluhan terhadap Facebook itu. Dia pun menyatakan berterima kasih atas semua atensi yang diberikan. “Kita hidup dalam masyarakat yang beragam dari berbagai macam budaya. Saya benar-benar senang ada banyak orang yang mendukung dan menyemangati,” katanya dalam sebuah posting, Senin (23/11/2015) lalu.Tapi setelah itu dia membeberkan sesuatu yang benar-benar bikin gondok.Benar-benar bohong“Apa Anda ingat dengan cerita The Boy Who Cried Wolf?” tanya Phuc dalam posting susulan, mengacu pada kisah soal anak lelaki penggembala yang berbohong bahwa kawanan dombanya diserang serigala. Lantaran pernah berbohong, tak ada yang percaya ketika dia benar-benar butuh pertolongan. Semua orang mengira si anak bohong lagi.“Bayangkan anak lelaki tersebut tumbuh besar jadi orang iseng dengan segala teknologi abad ke-21 di ujung jarinya,” lanjut Phuc.Itulah yang telah dilakukan oleh Phuc: membohongi orang di seluruh dunia. Dia menciptakan sebuah hoax besar. Nama Phuc Dat Bich ternyata benar-benar bohongan seperti diduga sebelumnya. Seorang teman lama, sebagaimana dirangkum Nextren dari Mashable (26/11/2015), memberitahukan bahwa nama asli Phuc Dat Bich adalah Thien Nguyen.

Seseorang yang mengaku teman dari pria dengan alias Phuc Dat Bich membeberkan identitas aslinya
Mashable

Seseorang yang mengaku teman dari pria dengan alias Phuc Dat Bich membeberkan identitas aslinya

“Saya bersekolah di Deer Park Secondary College dengan dia,” kata sang teman sambil menyertakan bukti berupa foto Thien di buku tahunan. Sebuah mobil yang dipajang di laman Facebook Phuc Dat Bich ternyata juga pernah terkait dengan nama Thien, sebelum akhirnya dijual ke orang lain.Bukti untuk FacebookBuat apa Thien alias Phuc Dat Bich berbohong? Dia berkata hanya ingin membuktikan bahwa Facebook selalu bisa dikadali oleh orang yang memang ingin menyembunyikan identitas, entah sekedar iseng atau karena sebab lain. “Facebook mesti paham bahwa mustahil mengatur tempat yang bakal selalu direcoki oleh penipu dan pembohong,” ujarnya. “Orang-orang harus dibebaskan memakai nama apapun yang mereka mau.”Facebook memang menerapkan kebijakan “Real Name Policy” yang mengharuskan pengguna layanannya mencantumkan nama asli kalau tidak mau diblokir. Namun jejaring sosial ini kadang salah sasaran, seperti dialami oleh seorang perempuan bernama “Isis” yang sempat dikira sebagai simpatisan teroris. Seperti Thien, sang perempuan antara lain berusaha membuktikan identitasnya lewat foto paspor.Bedanya, dalam kasus Thien, foto paspor dimaksudkan bukan untuk membuktikan keaslian identitas, namun untuk menipu pihak Facebook.Thien sendiri sengaja tak pernah menjawab pertanyaan dari jurnalis yang coba mengontaknya. Mungkin karena capek ditanyai, dia lantas membuka kedok lewat posting di atas, pada Rabu (25/11/2015).Paspor Thien kemungkinan diubah untuk menampilkan nama palsu, entah dengan software pengolah gambar atau alat lain. Hal ini termasuk tindak kriminal, kalau benar terbukti dilakukan.Akun "Phuc Dat Bich" masih bisa diakses pada Rabu (25/11/2015) malam, tapi sudah raib keesokan harinya.The Boy Who Cried Wolf

Foto paspor yang diunggah ke akun Facebook Phuc Dat Bich
Facebook

Foto paspor yang diunggah ke akun Facebook Phuc Dat Bich

Lantaran berhasil menipu Facebook dan berbagai outlet berita ternama, Thien mengaku tidak bisa percaya lagi pada media.Tapi dia menyatakan senang bahwa, paling tidak, kasusnya bisa meningkatkan perhatian publik terhadap perbenturan budaya yang bisa mengundang konflik -contohnya dalam hal ini kemiripan ejaan nama orang Vietnam dengan makian dalam bahasa Inggris. Apakah ucapannya itu benar-benar tulus atau hanya merupakan dalih agar tak terlalu tampak buruk setelah membuat gondok orang-orang di seluruh dunia?Kepada The Guardian, Thien menolak verifikasi dan hanya ingin dipanggil “Mr. T”. Dia mengaku tinggal di kota Melbourne, Australia. Benarkah begitu? Jangan-jangan nama “Thien” pun hanya rekaan saja?Entahlah, seperti kata Thien sendiri -atau siapapun jati diri sebenarnya-, dia telah menjelma jadi anak lelaki dalam kisah The Boy Who Cried Wolf. Begitu ketahuan berbohong, apalagi kepada mereka yang berniat baik, sulit bagi orang lain untuk percaya lagi, mirip-mirip pepatah “sekali lancung ke ujian” itu. Mungkin Facebook juga akan lebih susah diyakinkan apabila ada pengguna lain yang benar-benar bermasalah dengan nama asli. Pun demikian, Thien ada benarnya juga. “Ini menunjukkan bahwa orang biasa seperti saya pun bisa dengan mudah menipu,” katanya. Dia sudah membuka kedok, tapi ada berapa “Thien” lain di luar sana yang belum ketahuan atau sedang berniat buruk?Memang, sebaiknya jangan langsung percaya dengan apapun yang beredar di internet.

Source : Mashable, The Guardian

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya

Latest