Follow Us

Instagram Contek Snapchat dan Twitter Sekaligus?

Yoga Hastyadi Widiartanto - Selasa, 03 November 2015 | 14:07
Instagram kini mengumpulkan konten tertentu untuk ditampilkan kembali
Recode

Instagram kini mengumpulkan konten tertentu untuk ditampilkan kembali

Instagram tampaknya sedang mencontek trik dari Twitter dan Snapchat. Pasalnya pembaruan aplikasi media berbagi foto itu memperlihatkan fitur yang sangat mirip.Fitur tersebut berupa sebuah kumpulan kurasi konten yang terkait dengan momen tertentu. Contohnya berupa foto-foto dan video singkat terkait perayaan halloween lalu.Dilansir Nextren dari Recode, Selasa (3/11/2015), fitur tersebut baru terlihat oleh pengguna Instagram di Amerika Serikat (AS) saja, meski tidak menutup kemungkinan untuk dirilis di negara lainnya.Bentuknya berupa sebuah notifikasi yang muncul di bagian teratas linimasa Instagram ketika pengguna baru membuka aplikasi tersebut. "Watch Halloween's Best Videos," demikian tertulis di bagian notifikasi itu.Jika pengguna menyentuh notifikasi, maka akan muncul sebuah deretan video yang dikurasi oleh tim internal Instagram. Uniknya video-video tersebut tampil penuh, tanpa ada pembatas di tepi, dskripsi teks, atau hitungan love yang sudah didapat."Ini adalah cara baru untuk turut merasakan sebuah peristiwa besar yang terjadi, terutama melalui mata para anggota komunitas Instagram," ujar juru bicara media berbagi foto tersebut.Fitur seperti ini sebenarnya bukan ide eksklusif Instagram. Sebelumnya sudah ada fitur serupa yang diterapkan di Twitter serta Snapchat.Di Twitter, bentuknya berupa sebuah tab Moment. Layanan microblogging ini memperkenalkannya ke publik pada awal bulan lalu, kendati baru bisa dirasakan di negara tertentu saja dan belum sampai ke Indonesia.Media sosial yang pertama kali menerapkan fitur seperti di atas adalah Snapchat. Aplikasi chatting tersebut menamainya Live Stories dengan isi berupa kurasi konten Snapchat yang terkait peristiwa offline.Wajar saja bila ketiga media sosial tersebut bermain dengan sejumlah fitur yang mirip. Ketiganya sama-sama punya masalah, yaitu soal menata berbagai variasi konten penggunanya agar bisa memberikan keuntungan baru.Setidaknya dengan cara kurasi dan membungkus ulang event offline, mereka bisa mulai menawarkannya pada brand tertentu.

Source : Re/code

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya

Latest