Grup Hacker Pembobol ATM Kelas Kakap Ternyata Didukung Korea Utara

Minggu, 11 November 2018 | 18:00
news.vice.com

Grup hacker pembobol ATM kelas dunia dicurigai mendapat dukungan Korea Utara.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Serangan hackeryang berhasil membobol ATMdan mencuri sampai puluhan juta dollar ternyata dicurigai berhubungan dengan Korea Utara.

Lazarus, grup hacker yangjuga ada di balik serangan malware WannaCry sempat pula membuat resah dunia tersebut telah berhasil membobol ATM di Asia dan Afrika.

Menurut laporan dari firma keamanan cyber Symantec, kelompok hacker ini menggunakan program bernama trojan untuk menyusupi mesin ATM dan mengambil uang.

Baca Juga : Bitdefender, Antivirus Baru yang Hadir Untuk Amankan Semua Gadget

Program malware yang digunakan bernamaTrojan.FastCash, danprogram tersebut bekerja dengan cara menginfeksi ribuan server yang berkomunikasi dengan ATM.

Ketika kamu ingin mengambil uang dari ATM,server tersebut adalahkasir virtual yang akan mengesahkan permintaanmu untuk mengambil uang.

Malware yang digunakan Lazarus berhasil menipu kasir virtual tersebut untuk mengambil uang atas namamu, dan tim hacker tersebut bisa membuat uangmu keluar dari mesin ATM.

Artinya, pemilik akun bank akan dirugikan akibat transaksi ilegal tersebut, dan di saat bersamaan bank juga akan mendapatkan tuntutan hukum karena telah membiarkan uang milik nasabah dicuri.

Ternyata malware FastCash sendiri sudah lama beraksi, dan beberapa serangan yang memiliki profil tinggi antara lain pada 2017.

Pada tahun tersebut, hacker menggunakan FastCash untuk menarik uang dari ATM di 30 negara secara bersamaan.

Belum lama di tahun ini ada pula serangan yang juga mengambil uang dari ATM secara ilegal di 23 negara.

Baca Juga : Avast Cleanup Terbaru Bisa Merapihkan PC dan Mac, Tak Sekedar Antivirus

Bank yang terkena serangan biasanya memiliki sistem operasi yang tidak di-update ke versi terbaru, sehingga memiliki banyak lubang keamanan.

Serangan dari grup hacker Lazarus yang diyakini memiliki hubungan dengan pemerintah Korea Utara tersebut antara lain adalah pada Sony Pictures di 2014, yang membuat film The Interview bocor dan tersebarnya dokumen dan email probadi.

Selain itu ada pula pencurian uang melalui data cyber di Bangladesh Bank di 2016 dengan total kerugian mencapai $81 juta.

Tentu saja yang paling terkenal adalahransomware WannaCry, yang mengunci komputer dan meminta uang sebagai tebusan untukmembebaskannya; setidaknya ratusan ribu komputer di dunia terkena dampaknya.(*)

Editor : Kama

Sumber : The Verge

Baca Lainnya