Laporan Wartawan NexTren, Anggerhana Denni. R
NexTren.com - Aplikasi TikTok sempat booming di Indonesia.
Dari netizen biasa sampai para artis berbondong-bondong menggunakan aplikasi dubbing lagu yang satu ini.
Namun sayang, karena dianggap digunakan untuk menyebarluaskan konten-konten negatif, akhirnya TikTok di Indonesia diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Keminfo) pada hari Selasa, 3 Juli 2018 lalu.
Setelah itu, tiga bulan kemudian Facebook mencoba membuat aplikasi yang bisa menyaingi TikTok.
Baca Juga : Facebook Tambahkan Fitur Berbagi Musik Ke Dalam Story Dan Profil Kamu
Dilansir Tim NexTren dari Tech Crunch (26/10), Facebook mencoba memenangkan hati banyak orang menggunakan aplikasi baru semacam TikTok yang bertajuk Lasso.
Melalui Lasso, pengguna dapat merekam diri mereka yang sedang menari dan menyinkronisasikannya dengan musik.
Sebuah sumber mengatakan pada pihak Tech Crunch bahwa pada dasarnya Lasso diciptakan untuk para remaja.
Tujuannya adalah untuk kesenangan dan kelucuan serta berfokus pada penciptaan.
Baca Juga : Facebook Hapus 8,7 Juta Konten Porno yang Telah Beredar di Platformnya
Fokus utama dari Lasso sendiri adalah membantu remaja terlihat menjadi keren.
Laporan tersebut muncul di fitur musik baru Facebook yang diluncurkan beberapa hari yang lalu.
Pada laporan itu Facebook menambahkan stiker musik ke fitur Stories dan menggulirkan lirik ke fitur Lip Sync Live yang sudah ada di dalam aplikasinya sendiri.
Lasso kemungkinan besar akan menjadi versi aplikasi mandiri dari Lip Sync Live.
Baca Juga : Facebook Dilaporkan Incar Perusahaan Keamanan Cyber Untuk Perkuat Diri
Namun, dengan kesepakatan lisensi yang dijamin dengan semua label besar, Facebook akan memiliki akses ke lagu yang lebih panjang dari batas 15 detik seperti yang ada pada TikTok.
Lasso sendiri saat ini tengah dibangun oleh anggota tim video Facebook dan keberhasilannya ada di tangan remaja sebagai target penggunanya.
Sebagai informasi, pada tahun 2016 lalu Facebook membuat tim riset untuk membuktikan seberapa populernya apkikasi Musical.ly di kalangan remaja.
Sayang, proyek tersebut akhirnya ditangguhkan melihat sepertinya aplikasi Musical.ly tidak begitu populer.
Baca Juga : Pemegang Saham Facebook Tuntut Mark Zuckeberg Turun dari Bos Facebook
Hingga akhirnya Musical.ly bersinergi dengan aplikasi TikTok yang sudah memiliki 500 juta pengguna bulanan secara global pada bulan Juli 2018. (*)