Nextren.com - Setelah kabar menarik tentang pendiri Instagram mundur, di Indonesia ada kabar tentang CEO Indosat yang baru saja mundur.CEO Joy Wahjudi baru saja menyatakan mundur dari Indosat (25/9), meski belum ada setahun memimpin di perusahaan telekomunikasi berwarna kuning itu.Menurut Joy Wahjudi sendiri, pengunduran tersebut karena alasan pribadi. Namun, tentu saja pengunduran diri seorang CEO secara tiba-tiba meski belum memimpin selama setahun, menimbulkan tanda tanya besar.
Baca Juga : Merasa Dicurangi, Seorang Mi Fans Gugat Xiaomi Hingga ke Meja HijauApalagi, pengunduran dirinya terjadi saat Indosat sedang berupaya untuk memperbaiki kinerja perusaaah yang sedang merugi.Belum lagi penilaian dari pengguna yang banyak beredar di internet, bahwa kualitas jaringan Indosat dikabarkan mulai banyak menurun.Secara keuangan, di semester I-2018, Indosat mengalami rugi bersih Rp 693,7 miliar.Padahal, di periode yang sama tahun tahun lalu Indosat masih mencatat laba bersih Rp 869,32 miliar.
Baca Juga : Kominfo Hapus 450 Video Detik-Detik Haringga Sirla Dikeroyok
Rugi bersih sebesar Rp 693,7 miliar tersebut adalah karena penurunan pendapatan di semester I-2018 dan kenaikan beban yang tinggi.Pendapatan Indosat turun 26,78% menjadi hanya Rp 11,06 triliun. Padahal, beban pokok pendapatan sebesar Rp 10,53 triliun.Kewajiban Wajib RegistrasiTernyata Indosat mengakui bahwa aturan baru Kominfo yang mewajibkan registrasi kartu perdana berdampak besar pada kinerja kuartal I.
Baca Juga : Mark Zuckerberg Beri Kejutan Pengguna Facebook dan Messenger Stories
Baca Juga : Lenovo ThinkPad P1, Laptop Ringan Stylish Yang Siap Kerja Berat
Seorang pengamat telekomunikasi mengatakan kepada Nextren, bahwa pihak pemegang saham mayoritas yaitu Ooredoo Grup yang berpusat di Qatar, marah melihat kinerja Joy Wahyudi.Pasalnya, CEO Indosat itu salah mengantisipasi program kewajiban registrasi kartu prabayar beberapa waktu lalu.Gara-gara salah antisipasi program registrasi wajib itu, jumlah pelanggan Indosat anjlok 21% di kwartal 1 2018, bahkan turun lagi 50% di kwartal ke-2.Pertanyaannya, mengapa program registrasi wajib kartu prabayar tersebut tidak berefek terlalu berat bagi operator lain? (*)