Nextren.com - Tren traveling ke luar negeri selama beberapa tahun belakangan kian meningkat, khususnya di kalangan milenial. Bepergian ke berbagai negara di Asia Tenggara sampai Eropa kini bukan lagi menjadi barang mewah dan hanya bisa dinikmati kalangan tertentu saja. Riset global yang dikeluarkan oleh World Travel and Tourism Coucil tahun 2018 menyebutkan, Asia kini menjadi benua dengan pertumbuhan sektor Travel dan Tourism tercepat dibanding negara-negara lainnya. Dalam riset ini disebutkan Indonesia termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan traveler tercepat (7.7%).
(BACA :Kini Kamu Bisa Backup Isi WhatsApp Gratis di Google Drive Sepuasnya, Cocok Buat Youtubers )Beberapa faktor yang mendukung meluasnya mobilitas traveler ke berbagai negara adalah semakin rendahnya hambatan bepergian (travel barriers).Hambatan yang makin berkurang itu misalnya :1. Proses pembuatan paspor dan perizinan visa yang makin mudah2. Makin banyaknya pilihan penerbangan internasional dengan biaya terjangkau3. Rute-rute penerbangan langsung yang banyak dibuka setiap tahunnya. 4. Faktor lain seperti peningkatan disposable income kelas menengah5. Tren sharing cost ternyata juga cukup memberikan pengaruh pada gaya traveling masyarakat khususnya generasi milenial saat ini.
(BACA :Tokoh Momo Mulai Menyusup ke Game Minecraft, Orang Tua Wajib Waspada )
Ceruk bisnis pariwisata luar negeri sampai saat ini masih menjadi daya tarik tersendiri. Data dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi memprediksi tahun 2018 tren wisata ke luar negeri akan semakin naik. Selama tahun 2016 jumlah warga negara Indonesia yang ke luar negeri mencapai 8.4 juta orang dan melonjak di tahun 2017 mencapai 9.1 juta orang.Kenaikan jumlah wisatawan asal Indonesia ini juga semakin dipermudah dengan maraknya eksibisi wisata yang digelar oleh beragam maskapai ataupun perusahaan travel di Indonesia.
(BACA :Nggak Perlu Jadi Selebgram Untuk Punya Centang Biru Instagram )Sebut saja maskapai Garuda Indonesia yang rutin menggelar Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) dengan target pengunjung 80.000 orang dan total transaksi ratusan miliar di setiap fasenya.Makin Banyak Start-Up Menarget Pelancong, Cerminan Industri yang Sedang Tumbuh.Startup Pendukung TravelingDampak peningkatan perjalanan ke luar negeri tidak hanya dirasakan oleh industri yang berkaitan langsung, tetapi juga bagi bisnis-bisnis industri pendukung lainnya. Menyasar karakter generasi milenial yang tech savvy dan gemar memilih pengalaman (live experience) ketimbang materi, kini semakin banyak bermunculan penyedia jasa yang menopang kebutuhan traveler di luar negeri.
(BACA :Ini Dia Hape Termurah Nokia dengan Android Pie, Cuma Rp 900 Ribuan )
Jasa tersebut misalnya saja untuk urusan akomodasi, transportasi, tiket atraksi dan wahana, paket tur privat dan terbuka, sampai jasa dokumentasi dan penyewaan modem internet guna menopang konektivitas selama berada di negara lain.Menurut Managing Partner - Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani, pertumbuhan bisnis traveling memberikan angin segar bagi pengusaha startup di Indonesia. “Dari perspektif investor, kondisi seperti ini berpeluang untuk menumbuhkan bisnis-bisnis pendukung trend traveling ke luar negeri.""Namun yang perlu diperhatikan bagi pelaku start-up adalah, mereka perlu kreatif dalam memilih segmen."
(BACA :Hadir 23 Agustus Mendatang, Harga Oppo F9 Udah Bocor ke Internet )"Jangan sampai keliru dan justru malah berhadapan dengan pemain horizontal (consumer apps travel) yang sudah besar,” tutur Edward dalam keterangannya kepada Nextren.Edward menambahkan, tren bisnis startup yang fokus pada kebutuhan travel ini sangat menjanjikan.”Khususnya jika dilihat dari kalangan milenial yang menjadikan traveling sebagai lifestyle, tentunya akan membuat ceruk pasar travel makin besar.""Secara kompetisi, kolaborasi juga bisa menjadi pilihan bagi pelaku start up."
(BACA :Ini Dia Hape Termurah Nokia dengan Android Pie, Cuma Rp 900 Ribuan )
"Pemain horizontal dengan layanan paling lengkap bisa berkolaborasi dengan pemain niche, agar tercipta layanan one-stop transaction portal.""Inisiatif yang kreatif semacam ini sangat menarik, terutama bagi para investor,” sambung Edward.Studi dari World Economic Forum menunjukkan bahwa konektivitas merupakan salah satu kebutuhan primer generasi milenial dalam bepergian ke luar negeri. Selain untuk kebutuhan dasar komunikasi, kebutuhan untuk sharing informasi lokasi dan penggunaan social media menjadi alasan mengapa konektvitas berbasis internet menjadi penting.
(BACA :Kini Kamu Bisa Backup Isi WhatsApp Gratis di Google Drive Sepuasnya, Cocok Buat Youtubers )Salah satu cara termudah untuk mengakses internet di luar negeri tentu adalah membeli kartu SIM di negara masing-masing atau membeli paket data roaming dari negara asal. Namun, tingginya biaya di kedua opsi ini kerap menjadi penghambat para traveler untuk tetap up-to-date dengan lingkungannya.Startup PasspodMelihat tantangan di atas, muncul penyedia layanan sewa modem WiFi, salah satunya bernama Passpod.Penyedia jasa sewa modem wifi Passpod ini memberikan jasa bagi calon traveler guna tetap menjaga konektivitas mereka.
(BACA :Google Umumkan Bakal Segera Rilis Android 9 Pie Go Edition Miliknya )
Traveler sekaligus juga mendapatkan informasi kegiatan-kegiatan yang tengah berlangsung di beberapa negara yang menjadi destinasi favorit seperti Singapura, Malaysia, Bangkok dan Hong Kong.Informasi itu seperti mencari daerah atraksi lokal yang unik, mengakses peta bahkan rekomendasi tempat makan dan akomodasi secara real time.CEO Passpod Hiro Whardana menyatakan, traveler milenial kerap mengandalkan banyak sumber untuk menentukan layanan, jasa transportasi dan lokasi-lokasi yang ingin mereka kunjungi di suatu negara. “Terlalu banyak informasi dampaknya justru akan membuat dan kehilangan waktu saat traveling,” tutur Hiro.
(BACA :8 Smartphone Motorola Ini Akan Terima Update ke Android Pie, Mulai Rp 3 Jutaan )
Maraknya bisnis traveling ke luar negeri diyakini Hiro juga berdampak positif bagi bisnis Passpod. “Semakin tech savvy dan terkoneksi seseorang, maka kebutuhan untuk berkomunikasi secara real time lewat beragam media, juga menjadi penting bagi mereka."Modem 4G Bisa Diambil di BandaraMenurut Hiro, Passpod menawarkan biaya internet yang sangat terjangkau dengan sistem sewa dengan tiga pilihan pengambilan produk.Pilihannya adalah kurir antar jemput gratis, pengambilan mandiri di store, atau pengambilan di bandara yang bermitra dengan Passpod.
(BACA :Trump Larang Pemerintah Amerika Pakai Teknologi Huawei dan ZTE, Perang Dagang Dimulai )Berdiri sejak bulan Januari 2017, Passpod kini mengklaim menjadi penyedia modem 4G terbesar di Indonesia. Adapun negara yang didukung jaringan internet 4G lewat Passpod, ada lebih dari 68 negara di dunia seperti AS, Singapura, Hongkong, Thailand, Jepang, Korea dan negara-negara Eropa dan Timur Tengah. (*)