Laporan Wartawan NexTren, Anggerhana Denni R
NexTren.com - Sudah sejak lama video games dianggap memberikan pengaruh buruk bagi anak.
Sebab, pada anak, video games bisa memicu perilaku agresif mereka.
Namun, ternyata jika dirancang dengan benar, video games memiliki potensi untuk menjadi alat yang hebat untuk belajar anak.
“Kombinasi pedagogi pembelajaran aktif dan video game membuatnya menjadi campuran yang kuat,” kata Zigor Hernandorena Juarros, seorang Manajer Proyek Senior dari Fun Learning Department, Ubisoft.
(Huawei Akan Hadirkan Smartphone 5G Tahun 2019)
Menurutnya, bermain game dan belajar di waktu bersamaan itu tidak menjadi masalah.
Sebuah video games menawarkan mekanisme pembelajaran yang kuat.
Sebagai contoh, sebagian besar permainan disusun menjadi beberapa rangkaian misi, jelas Juarros.
Pada tahap awal permainan, seseorang harus menyelesaikan level tutorial yang mengajarkan pemain mekanisme dasar permainan.
(Teknologi Baru Vivo, ToF 3D Sensing yang Lebih Canggih dari iPhone X)
Ketika seseorang menyelesaikan setiap misi, tingkat kesulitan pun semakin meningkat.
Sehingga seseorang perlu menggunakan strategi untuk menyelesaikan misi.
Juarros menyebut proses ini sebagai 'spaced learning' dalam ilmu neuroscience.
Video games modern membantu pemain untuk mengembangkan teknik pemecahan masalah.
(Penjualan Infinix Hot 6 Pro Diundur ke Tanggal 6 Juli 2018 Besok)
Selain itu, mereka juga didorong untuk menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditentukan.
Meskipun begitu, Juarros pun mengakui bahwa tidak banyak video games yang mengandung nilai pendidikan.
Salah satu game yang menarik para pendidik di dunia adalah MinecraftEdu.
Video games tersebut telah digunakan di lebih dari 7.000 ruang kelas di lebih dari 40 negara.
(Kepincut Paket Data Mix Super 30GB dari Tri? Cek Pembagian Paketnya)
(*)