Nextren.com - Setelah memecat 10.000 karyawan di awal tahun ini, beberapa lini bisnis Microsoft mulai terkena dampaknya.
Salah satu yang merasakan dampak dari PHK massal tersebut adalah platform pencarian kerja populer yakni LinkedIn.
Melansir dari The Information, perusahaan yang diluncurkan Microsoft pada tahun 2003 itu telah melakukan pengurangan karyawan pada Senin, (13/2/2023).
Laporan tersebut mengatakanbahwa pemutusan kerja massal tersebut terjadi pada departemen SDM(Sumber Daya Manusia).
Sayangnya, tidak ada angka pasti mengenai berapa banyak karyawan yang harus dipulangkan dari perusahaan.
Sampai sekarang, pihak perusahaan juga masih belum mengeluarkan sepatah katapun mengenai kejadian tersebut.
Tentunya hal ini sangat memrihatinkan karena sebagai platform pencarian kerja,LinkedIn-pun masih terkena dampak gelombang PHK di tahun 2023.
Baca Juga: Disney dan Yahoo Lakukan PHK Demi Menghemat Biaya Perusahaan
Hal ini tentunya tidak lepas dariMicrosoft yang menyatakan bahwa pemutusan kerja dilakukan untuk hadapi ketidakpastian ekonomi pasca pandemi.
Raksasa teknologi ini juga melaporkan bahwa laba yang mereka dapatkan pada akhir tahun 2022 sangat mengecewakan.
Perusahaan juga memperingatkan bahwa perlambatan pendapatan diperkirakan akan berlanjut sepanjang tahun 2023.
Untuk tetap bertahan, perusahaan besutan Bill Gates itu memilih menginvestasikan uangnya ke proyek AI yang dikembangkan OpenAI.
Tentunya, hal ini sangat menyedihkan karena rencana tersebut dilakukan setelah PHK massal terhadap karyawannya.
Hal yang tak kalah mengerikan adalah bagaimana beberapa perusahaan lain juga mengalami hal yang sama di awal tahun ini.
Baca Juga: Philips Akan PHK 6.000 Karyawan Usai Alami Kerugian Rp26,1 Triliun
Perusahaan sebesar Google juga harus mem-PHK sebanyak 12.000 karyawannya untuk bertahan.
Angka paling fantastis mungkin adalah yang dialami oleh Amazon dimana perusahaan harus memulangkan 18.000 karyawan di waktu yang hampir bersamaan.
Selain itu, masih banyak lagi perusahaan teknologi yang harus bertahan dengan mengurangi jumlah karyawannya.
Kemungkinan, hal ini akan terus berlanjut sampai kondisi ekonomi dunia semakin membaik.
Nah, buat kalaian yang penasaran dengan berita, tip dan trik teknologi lainnya, pantau terus website Nextren ya!
(*)