ChatGPT Bisa Hancurkan Google Dua Tahun Lagi! Ini Kata Pembuat Gmail

Rabu, 01 Februari 2023 | 17:00
Business news

Ilustrasi prediksi pembuat Gmail sebut teknologi AI seperti ChatGPT bisa hancurkan Google dalam waktu dua tahun.

Nextren.com - Nama ChatGPT tengah ramai diperbincangkan karena kemampuannya yang dinilai membawa teknologi mutakhir yang dapat membantu manusia.

Sejumlah kalangan pun telah memanfaatkan kehadiran ChatGPT untuk berbagai macam aktivitas, seperti teman digital hingga alat bantu membuat soal ujian sekolah.

Kendati demikian, kehadiranchatbot besutan OpenAI disinyalir telah mengancam keberadaan Google.

Tidak sedikit penilai yang merasa bahwa kemunculan ChatGPT mampu menggeser keberadaan mesin pencarian terpopuler tersebut.

Bahkan pembuat Gmail, Paul Buchheit, pun diketahui memiliki kekhawatiran yang sama.

Baca Juga: Jauhi 3 Aplikasi Penipuan di Play Store ini, Sudah 20 Juta Download!

Melalui sebuah cuitan yang diunggah di akun Twitter pribadinya, Buchheit memprediksi kalau ChatGPT bisa hancurkan Google di masa depan.

Bahkan kondisi itu dapat terjadi dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun mendatang.

Namun ia memastikan kalau sebenarnya tidak hanya ChatGPT yang berpotensi melakukan hal tersebut.

Tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi AI (artificial intelligent) dari perusahaan lain mampu mendempak popularitas Google.

"Prediksi saya AI (belum tentu ChatGPT) akan menggantikan pencarian, mungkin dalam dua tahun ke depan (AI saat ini belum cukup baik)," tulisnya Buchheit.

Ia pun memberikan alasan mengapa ChatGPT bisa saja membuat Google 'hilang' dari kehidupan masyarakat dunia maya.

Baca Juga: Situs Berita Bisa Pakai ChatGPT untuk Mempermudah Produksi Artikel

AI Buat Orang Lupa dengan Google?

Lebih lanjut mengenai potensi kehancuran Google akibat ChatGPT dan kemunculan teknologi AI lainnya.

Paul Buchheit beralasan bahwa teknologi AI bisa saja menggeser Google karena skema dasar yang ditawarkan.

Alih-alih menghadirkan daftar informasi seperti mesin pencarian,chatbotonline yang satu ini justru menjawab pertanyaan pengguna dengan gaya percakapan.

Alhasil, skema ini dianggap lebih memudahkan para pengguna untuk memberikan pertanyaan lanjutan.

Baca Juga: Baidu Akan Luncurkan AI Chatbot Untuk Saingi ChatGPT Mulai Maret

Selain itu, kondisi itu juga diprediksi dapat membuat masyarakat tidak lagi membutuhkan halaman pencarian.

Sebab dengan terbiasanya pengguna dengan skema tanya-jawab layaknya percakapan, maka tampilan daftar situs seperti yang ditawarkan Google sudah tidak akan dibutuhkan.

Dan artinya, Google dimungkinkan untuk mengalami kerugian yang cukup besar.

Karena perlu diketahui bahwa sebagian besar keuntungan yang diraup oleh Google berasal dari jajaran situs yang terpampang di mesin pencarian.

Hal itu dapat dilihat dari bagaimana perusahaan dapat meraup pendapatan lebih dari 250 miliar USD pada tahun 2021 lalu.

Beberapa penilai pun menyebut kalau model AI akan memiliki masa depan yang cerah.

Pasalnya jika melihat dari apa yang ditunjukkan dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun, teknologi AI sudah menarik perhatian pengguna internet untuk membantu sejumlah kegiatan.

Pengembangan yang terus dilakukan oleh OpenAI pun berpotensi untuk memberikan fasilitas yang lebih baik lagi.

Baca Juga: Awas Penipuan Online di Google Maps, Menyamar sebagai Agen Bus!

Tapi tentu saja, hal itu berkemungkinan untuk diikuti oleh Google agar tetap menjaga popularitasnya sebagai mesin pencarian yang sudah populer.

Hanya saja, sejauh ini Buchheit merasa belum ada jalan yang benar-benar tepat bagi Google bisa menyaingi kemampuan AI.

Jika Google ingin menyaingi kinerjachatbot online seperti ChatGPT, Buchheit memprediksi kalau pihak perusahaan perlu mengorbankan bagian paling berharga dari bisnisnya.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya