Meta Bersama Kominfo dan WIR Group Hadirkan Metaverse di KTT G20

Kamis, 20 Oktober 2022 | 16:52
Zihan Fajrin

Meta berkolaborasi dengan Kominfo dan WIR Group hadirkan eksebisi Metaverse di KTT G20 di Bali.

Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.

Nextren.com - Meta bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) serta WIR Group akan hadirkan Metaverse di KTT G20 di Bali.

Kehadiran eksebisi Metaverse pada KTT G20 bertujuan untuk menunjukan manfaat Metaverse ketika nanti hadir di dunia.

Eksebisi Metaverse yang dihadirkan oleh Meta, Kominfo, dan WIR Group, akan menunjukan sisi dua pilar.

Pertemuan puncak KTT G20 akan dilaksanakan pada bulan November mendatang dengan menghadirkan serangkaian informasi, pelatihan, dan pengalaman terkait metaverse.

Baca Juga: Bos Meta Sindir Headset AR/VR Apple: Mereka Ingin Halangi Kami

Eksibisi Teknologi Metaverse pada pertemuan puncak G20 ini akan menyimpulkan kolaborasi yang dilakukan Meta bersama dengan Kominfo dan mitra-mitra lainnya, termasuk WIR Group dan Central for Digital Society/CfDS Universitas Gadjah Mada untuk mendukung Digital Economic Working Group (DEWG) G20.

Inisiatif kolaboratif antara Meta dengan berbagai mitra sudah dilakukan sejak pertengahan tahun dengan memberikan edukasi dasar mengenai apa itu metaverse di Yogyakarta, dilanjutkan dengan pelatihan UKM di Labuan Bajo.

Eksibisi yang akan menjadi bagian dari Digital Transformation Expo pada KTT G20 di Bali ini akan menyuguhkan dua pilar utama, pendidikan dan perdagangan.

Dalam pilar masa depan Pendidikan, teknologi telah membantu membuat belajar lebih menyenangkan dan efektif dengan berbagai pengalaman yang menarik dan mendalam.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Bukan Lagi Salah Satu Dari 10 Orang Amerika Terkaya, Kok Bisa?

Karena pembelajaran jarak jauh menjadi salah satu aspek kunci dalam pendidikan, dengan kemampuan melampaui batas ruang dan waktu, Meta akan membawa pengunjung ke situs Borobudur yang megah dan mempesona.

Di mana mereka dapat belajar tentang sejarah dan budaya yang meliputinya, seperti kerajaan-kerajaan Jawa Kuno dan relief-relief penuh cerita di candi tersebut.

Adapun di pilar masa depan perdagangan, eksibisi teknologi Metaverse akan membagikan pengalaman berbelanja yang meliputi lima dimensi, yaitu persepsi, emosi, pemikiran, perilaku, dan hubungan.

Saat belanja online merevolusi pengalaman berbelanja, menurut Meta, tidak dapat disangkal bahwa pembeli di seluruh dunia masih membutuhkan pengalaman belanja multi sensor untuk membantu mereka bergerak melalui dimensi tersebut.

Perusahaan mengatakan dengan Metaverse, masa depan perdagangan menjadi tidak terbatas, berbelanja tidak hanya menjadi mudah, tetapi juga bermakna.

"Eksibisi Teknologi Metaverse akan membuka kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mendobrak batas-batas ruang untuk mengakses pendidikan serta memberikan pengalaman kaya dan berbeda dalam moda perdagangan untuk menggerakkan ekonomi," ujar Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Bonifasius Wahyu Pudjianto, di Kantor Meta (19/10).

Baca Juga: Microsoft dan Meta Kembangkan Kantor Virtual di Headset VR Quest Pro

Meta juga menyampaikan upaya dan investasi pada konektivitas agar masyarakat dapat merasakan manfaat metaverse secara penuh, serta membantu menghidupkan ekosistem kreator Spark AR di Indonesia melalui Pembelajaran Akademi Virtual yang baru-baru ini diluncurkan pada Digital Innovation Network (DIN), Bali.

CfDS yang juga menjadi mitra strategis dalam mewujudkan transformasi digital di Indonesia menegaskan bahwa peningkatan literasi digital masyarakat merupakan satu hal yang penting dalam transformasi digital.

Hal paling penting dalam transformasi digital adalah kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi dengan bijaksana.

Keamanan ruang digital dimulai dengan kesadaran masyarakat untuk mengamankan diri sendiri dalam penggunaan teknologi tersebut.

Baca Juga: Ikuti Jejak Apple, Kini Google Juga Hapus Aplikasi OG Di Play Store

Gupta Sitorus, WIR Group Chief Sales and Marketing Officer, mengingatkan kepada masyarakat bahwa Metaverse satu teknologi yang berdiri sendiri.

"Jangan sampai metaverse ini dinotis sebagai teknologi yang berdiri sendiri. Metaverse adalah sebuah pengejawantahan (perwujudan) ekosistem internet, tidak menafikan itu akan terjadi karena internet akan terus berevolusi," ungkap Gupta kepada media.

Untuk lebih lengkapnya mengenai eksebisi Metaverse di KTT G20 di Bali, nantikan selengkapnya di Nextren. (*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto