Layanan Ojop inDrive Klaim Bisa Tangani Aplikasi Palsu, Ini Strateginya

Rabu, 12 Oktober 2022 | 11:00
Instagram/indrive.id

Ilustasi driver ojol inDrive dan strategi perusahaan mengatasi masalah penggunaan aplikasi palsu.

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com- inDrive merupakan salah satu layanan aplikasi ojol (ojek online) yang mengaku telah memiliki sekitar 600 ribu driver di Indonesia.

Banyaknya jumlah driver ojol dari inDrive itu pun menimbulkan pertanyaan terkait penggunaan aplikasi palsu.

Seperti yang kita tahu, isu mengenai penggunaan aplikasi palsu pada driver ojol sudah terjadi pada perusahaan-perusahaan yang memberikan jasa layanan serupa dengan inDrive.

Rata-rata oknum driver ojol yang menggunakan aplikasi palsu tersebut menyebutnya dengan nama 'aplikasi tuyul'.

Baca Juga: Ojek Online inDriver Ganti Nama inDrive, Janji Beri Tarif Transparan?

Untuk kemampuan dari aplikasi palsu itu pun terbilang cukup beragam.

Beberapa oknum driver ojol yang sempat Nextren temui mengaku kalau aplikasi palsu bisa membuat orderan semakin banyak.

Pasalnya aplikasi tersebut diduga dapat memudahkan proses penerimaan order dari konsumen.

Alhasil, penggunaan aplikasi palsu dirasa bisa membuat driver ojol menerima pesanan lebih banyak dibanding mereka yang memakai aplikasi normal.

Lantas bagaimana sikap inDrive sikapi isu penggunaan aplikasi palsu di driver ojol?

Baca Juga: Driver Ojol Diduga Curi Drone Seharga Rp 8,6 Juta, Begini Curhat Netizen di Twitter

Strategi inDrive Tangani Aplikasi Palsu

Dalam acara konferensi pers yang digelar pada hari Selasa (11/10) kemarin, inDrive mengakui bahwa Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki jenis aplikasi palsu.

"Ya, saya tahu bagaimana hal itu terjadi di trik lainnya, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki begitu banyak jenis aplikasi palsu," kata Director of Ride-Hailing (APAC) inDrive, Roman Ermoshin.

Ia pun menyebut kalau aktivitas pengembangan aplikasi palsu adalah sesuatu yang patut disayangkan.

Pasalnya, aplikasi palsu dinilai sebagai produk yang dibuat tanpa mengikuti standar apa pun, mulai dari keamanan hingga lainnya.

Baca Juga: Tarif Ojek Online Se-Indonesia Resmi Naik Mulai 10 September 2022

Nextren
Fahmi Bagas

Acara konferensi pers rebranding inDriver menjadi inDrive, pada hari Selasa (11/10).

Kendati demikian, inDrive turut menerangkan kalau strategi perusahaan untuk mengatasi aplikasi palsu yang digunakan oleh driver ojol adalah replikasi.

Alih-alih membasmi penyebaran aplikasi palsu di lingkup driver ojol, inDrive justru mereplikasi fitur-fitur yang mungkin belum ada di platformnya.

Roman mengatakan kalau saat ini inDrive tengah menjajal salah satu fitur yaitu penawaran otomatis (auto bid).

"Jika ada aplikasi lain yang datang dengan ide yang tidak kami pedulikan, kami menerimanya dan kami mereplikasi itulah satu-satunya cara," tutur Roman.

Ia juga menegaskan bahwa replikasi adalah cara dirasa tepat untuk menanggulangi masalah aplikasi palsu yang digunakan oleh driver ojol.

Baca Juga: Niat Bikin Viral Oknum Driver Ojol di TikTok, Wanita Ini Justru Kena Semprot Netizen, Kenapa?

"Aplikasi ini menunjukkan kepada kita di mana kita bisa menjadi lebih baik dan bahwa kita hanya melihat ini dan kita melakukan ini dengan cara yang lebih baik," pungkas Roman.

inDrive Sebagai Nama Baru dari inDriver

Beroperasi sejak tahun 2012 lalu, inDrive merupakan wujud dan nama baru dari inDriver.

Perusahaan tersebut secara resmi melakukan pergantian nama tersebut pada hari Selasa (11/10) kemarin.

Rebranding tersebut dikatakan sebagai bentuk evolusi inDrive menjadi sebuah marketplace untuk layanan perkotaan,.

Roman menegaskan kalau langkah inDrive kali ini merupakan awalan untuk menata ulang misi perusahaan.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto