Keamanan Digital Indonesia Rentan Hacker, Pengamat: Masih Sangat Lemah

Selasa, 04 Oktober 2022 | 12:30
Avast.com

Ilustrasi kerentanan sistem keamanan digital Indonesia dari serangan hacker yang dinilai oleh pengamat masih sangat lemah.

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com- Sistem digital milik perusahaan hingga instansi negara di Indonesia belum lama ini dibombardir oleh serangan hacker.

Mulai dari dugaan kebocoran data pengguna IndiHome, data registrasi SIM Card, sampai data milik BIN (Badan Intelijen Negara), sempat diakui berhasil dikantongi oleh para hacker.

Bahkan terdapat satu nama hacker yang sempat viral karena dinilai berhasil menjebol sistem keamanan digital Indonesia yaitu Bjorka.

Hacker asal Polandia itu juga sempat bersitegang dengan Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) melalui statement-statement yang diunggah melalui akun Twitter @bjorxanism.

Lantas dengan banyaknya serangan dari para hacker yang menyasar perusahaan dan instansi negara, bagaimana sebenarnya kondisi keamanan digital di Indonesia saat ini?

Baca Juga: 5 Aksi Bjorka di Indonesia, Dokumen untuk Jokowi sampai Data SIM Card

Keamanan Digital Indonesia Masih Sangat Lemah

Tyovan Ari Widagdo, selaku pengamat cyber security, menilai bahwa sistem keamanan digital Indonesia masih sangat lemah.

"Pemerintah kita jujur saja, mungkin saat ini mereka melakukan usaha-usaha tertentu tapi masih sangat rentan (dari serangan hacker)," ungkap Tyovan, dalam acara talkshow virtual berjudul 'Mengulik Cara Kerja Hacker', Senin (3/10) kemarin.

"Artinya masih sangat lemah," imbuhnya.

Baca Juga: Putin Angkat Hacker Pengkhianat AS 'Edward Snowden' Jadi Warga Rusia

Lebih lanjut, ia pun menerangkan kalau kelemahan sistem keamanan digital yang dimaksud itu adalah untuk pemerintah secara general.

Jadi tidak hanya pemerintah pusat, namun juga pemerintah-pemerintah di wilayah daerah.

Tyovan mengungkapkan bahwa kelemahan sistem keamanan digital tersebut bisa terjadi akibat adanya kekurangan dari segi literasi.

"Nah itu banyak (oknum pemerintah daerah) yang literasinya keamanan digitalnya masih payah," tuturnya.

Bahkan Tyovan juga mengatakan kalau situs-situs pemerintah Indonesia menjadi salah satu platform yang ditargetkan oleh para hacker pemula untuk latihan.

"Karena paling gampang dijebol," jelas Tyovan.

Baca Juga: Perbedaan FBI dan BSSN Tangani Serangan Hacker, Mana Lebih Sigap?

Saran Pengamat untuk Pemerintah

Dalam acara talkshow virtual yang diselenggarakan oleh Forwat (Forum Wartawan Teknologi) dan Erajaya Swasembada Group itu pun Tyovan memberikan sejumlah saran untuk pemerintah.

Ia menyatakan kalau pemerintah Indonesia saat ini punya PR (pekerjaan rumah) yang sangat besar.

Lembaga-lembaga diimbau untuk lebih meningkatkan lagi sistem keamanan digital dari serangan para hacker.

Baca Juga: Bjorka Tertawa Lihat Pemerintah Tangkap Pria di Madiun: Mereka Salah Info!

"Cyber defense itu menjadi hal yang penting dan krusial karena saat ini kan di era digital kita juga perangnya perang informasi," kata Tyovan.

"Kalau kita ga aware ya akan membahayakan," tambahnya.

Selain itu, serangan hacker saat ini juga dinilai Tyovan menghawatirkan.

Sebab pada beberapa kasus yang sudah terjadi, hacker tidak segan-segan untuk menyebarkan data pribadi dari para pejabat Indonesia.

Dan Tyovan juga menyebut kalau dari situ terdapat data-data sensitif yang seharusnya tidak terungkap ke publik.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto