Tantangan Konversi Motor Listrik Menurut IATO, Curi Perhatian di IMX 2022

Selasa, 04 Oktober 2022 | 11:30
Nextren

Motor konvensional yang dikonversi menjadi motor listrik oleh IATO dalam acara Olx Autos IMX 2022

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com- IATO (Ikatan Ahli Teknologi Otomotif) memperkenalkan produk konversi motor listrik dalam acara Olx Autos IMX 2022 yang digelar pada tanggal 1 - 2 Oktober lalu.

Kemunculan produk konversi motor listrik dari IATO itu pun nampak mendapat respon dan menarik perhatian pada pengunjung IMX 2022.

Meski begitu, salah satu perwakilan dari IATO menjelaskan adanya beberapa tantangan yang perlu diketahui bagi konsumen yang ingin melakukan konversi motor listrik.

Sebab mengubah motor konvensional menjadi motor listrik perlu mendapat perhatian khusus.

Baca Juga: Atta Halilintar Pamer Toyota Avanza EV di IMX 2022, Klaim Pertama di Dunia

Tidak hanya untuk urusan modifikasi kinerja mesin saja, namun juga pada sejumlah part yang perlu disesuaikan dengan unit motor itu sendiri.

Sebab jika berbicara soal performa kecepatan, motor listrik bisa diatur hingga kemampuan yang bisa setara dengan kemampuan motor konvensional.

Hanya saja, kinerja yang di atas rata-rata akan berimbas pada tingkat konsumsi daya dari motor listrik.

"Kita tuh IATO ini memberikan opsi lah di tengah-tengah program dari pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar," tutur Sekjen IATO, Hari Budianto, saat diwawancara Nextren di hari pertama IMX 2022, Sabtu (1/10) lalu.

Ia menambahkan, "Pemerintah kan selama ini gembar-gembornya itu EV EV EV. Oke EV emang gak konsumsi bahan bakar lagi, tetapi masih ada kendala (konversi motor listrik)."

Baca Juga: 2 Unit Konversi Motor Listrik Hadir di IMX 2022, IATO: Bisa 90 km/jam

Kendala Konversi Motor Listrik

1. Harga Baterai Motor Listrik

Hari Budianto menyebut bahwa harga baterai motor listrik saat ini masih belum dijangkau oleh semua kalangan.

Ia menuturkan kalau kisaran harga baterai motor listrik berada di angka Rp 5.000.000 per KWh.

"Baterai (motor listrik) sendiri masih mahal ya, masih kira-kira 5000 (USD) per KWh atau kira-kira Rp 5.000.000 per KWh," tuturnya.

Baca Juga: Mau Konversi ke Mobil Listrik? Ini Rincian Komponen yang Harus Diganti

2. Space Kendaraan

Kemudian hal yang harus diperhatikan dalam langkah konversi motor listrik ialah space kendaraan.

Desain kendaraan menjadi salah satu kunci untuk bisa menentukan kinerja dari sebuah motor listrik.

Selain itu, posisi ruang yang ada pada bagian motor juga perlu dipastikan agar dapat menyimpan baterai dengan baik dan benar.

Hari Budianto menyebut kalau penempatan baterai yang paling bagus berada di area center gravity.

Baca Juga: Honda Bakal Rilis 10 Motor Listrik, Termasuk Skuter Listrik U-Go Seharga Rp 16 Jutaan?

Dengan begitu, motor listrik akan seimbang dan lebih nyaman ketika dibawa.

Dan dari masalah space kendaraan ini juga dapat menjadi acuan terkait besaran daya baterai yang bisa ditampung.

3. Stasiun Pergantian Baterai

Tantangan konversi motor listrik yang terakhir menurut IATO adalah ketersediaan stasiun pergantian baterai.

Seperti yang kita tahu, saat ini adopsi motor listrik di Indonesia masih belum masif.

Baca Juga: Mobil Listrik Mudah Rusak Jika Terendam Banjir? Begini Kata Ahli

Nextren
Fahmi Bagas

2 unit hasil konversi motor listrik yang dibuat oleh IATO (Ikatan Ahli Teknologi Otomotif) dalam ajang Olx Autos IMX 2022.

Alhasil, stasiun pergantian baterai (untuk motor listrik sistem baterai swap) tidak bisa ditemukan di sejumlah daerah.

Sedangkan IATO memperkirakan bahwa jarak tempuh dari produk konversi motor listrik berada di rata-rata 60 km.

Jadi jumlah stasiun pergantian baterai yang masih terbatas menjadi salah satu tantangan bagi masyarakat yang ingin konversi motor listrik.

IATO Buat Konsep Motor Listrik Hybrid

Guna bisa memberikan solusi untuk produk konversi motor listrik, IATO turut menawarkan konsep lain yakni hybrid.

Baca Juga: Jokowi Resmi Perintahkan Instansi Pusat dan Daerah Pakai Kendaraan Listrik: Bisa Beli, Sewa atau Konversi

IATO merancang konversi motor listrik hybrid yang berjalan dengan dua sistem konsumsi daya yaitu bensin dan elektrik.

"Motor bakar yang ada ini seperti apa adanya, tetap," ucap Hari Budianto, selaku Sekjen IATO.

Namun pada konsep motor listrik hybrid terdapat sistem elektrikal yang disambungkan dengan ban belakang.

Menariknya, IATO pun mengaku kalau alat tersebut tidak akan membuat tarikan mesin motor listrik menjadi lebih berat.

"Ini tidak mengganggu, ini ga jadi berat, karena kalau cvt putarannya itu ke ban depan, sedangkan kalau mesin listrik itu berputarnya langsung ke roda belakang," terang Hari Budianto.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya