Nextren.com -Ancaman perang di kawasan Selat Taiwan dikhawatirkan oleh banyak pihak.
Baru-baru ini, Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan untuk meluncurkan paket sanksi ke China untuk mencegah ancaman perang China dan Taiwan.
Tak hanya AS, negara-negara Eropa juga kemungkinan akan bergabung demi melancarkan ancaman perang ekonomi terhadap China.
Dilansir dari Reuters, Taipei telah menekan Uni Eropa secara diplomatik untuk mempertimbangkan serangan sanksi ekonomi ke China.
Baca Juga: Perang China dan AS Terus Berlangsung, Perusahaan Semikonduktor AS Dilarang Bangun Pabrik di China
Sumber dari Reuters menyebutkan bahwa pertimbangan sanksi-sanki ekonomi yang akan dijatuhkan ke China masih berada pada tahap awal.
Sanksi ekonomi ke China bertujuan untuk membatasi beberapa perdagangan dan investasi dengan China dalam bidang teknologi.
AS dan Uni Eropa diyakini akan membatasi impor chip komputer dan peralatan telekomunikasi dari China.
Baca Juga: China Bantu Rusia Menangkan Perang Energi, Bayar Gas Rusia Pakai Yuan Ruble!
Rencana pemberian sanksi terhadap China bukanlah hal yang mudah bagi AS dan Eropa.
Pasalnya, China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Mantan pejabat senior Departemen Perdagangan AS menyebutkan bahwa kompleksitas pemberian sanksi kepada China lebih rumit daripada sanksi terhadap Rusia.
"Potensi pengenaan sanksi terhadap China adalah latihan yang jauh lebih kompleks daripada sanksi terhadap Rusia, mengingat keterlibatan AS dan sekutunya yang luas dengan ekonomi China," ujar mantan pejabat senior Departemen Perdagangan AS, Nazak Nikakhtar.
Hingga saat ini, pengamat masih menerka-nerka bagaimana cara AS dan Uni Eropa melancarkan seraangan sanksi ekonomi ke China.
Craig Singleton dari Foundation for Defense of Democracies memprediksi serangan sanksi akan berkutat di industri teknologi.
Ia berspekulasi bahwa AS akana membatasi akses teknologi tertentu yang dibutuhkan China untuk melancarkan operasi militer.
"Gambaran besar, pembicaraan sanksi awal kemungkinan akan berkisar pada pembatasan akses China ke teknologi tertentu yang diperlukan untuk mempertahankan operasi miiter melawan Taiwan," ujar Craig Singleton.
Baca Juga: Taiwan Melawan, Untuk Pertama Kalinya Tembak Jatuh Drone China
Ancaman perang ekonomi antara China dan AS ini merupakan dampak ketegangan antara China dan Taiwan sejak akhir Juli lalu.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan bulan lalu menembakkan rudal ke kawasan pulau tersebut.
Penembakan rudal China dibarengi dengan pengerahan pasukan besar-besaran di Selat Taiwan yang disebutnya sebagai latihan perang terbesar.
Hal ini dilakukan setelah kunjungan ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei sebagai bentuk provokasi terhadap China.
(*)