Mantan Karyawan Ungkap Ada Agen China di Twitter, Ulah Elon Musk?

Rabu, 14 September 2022 | 10:58
Reuters

Peiter Mudge Zatko laporkan adanya agen China di jajaran karyawan Twitter dalam persidangan di Washington, Amerika Serikat, September 13, 2022.

Nextren.com - FBI mengungkapkan seorang mantan eksekutif Twitter memberitahu bahwa terdapat setidaknya satu agen China yang bekerja di perusahaan Media Sosial Twitter. Hal ini diungkap oleh seorang pelapor bernama Peiter Zatko yang merupakan peretas terkemuka yang sebelumnya menjabat sebagai kepala keamanan Twitter.

Kesaksian Zatko mengenai masalah keamanan serius di Twitter ini ia ungkapkan pada Selasa di Komite Kehakiman Senat Amerika, Selasa (13/9/2022)Dalam keterangannya, ia menyatakan bahwa ada beberapa karyawan Twitter yang khawatir bahwa keberadaan mata-mata ini dapat membuat pemerintah China mengumpulkan data pengguna perusahaan.

Baca Juga: Dituduh Jadi Mata-mata China, Bos Huawei Tantang Pengguna Cek ke Lab

Dikutip dari Reuters, Ia menyebutkan bahwa ada perdebatan internal karena beberapa pihak ingin memaksimalkan peluang pendapatan iklan dengan pengiklan dari China.

"Ini adalah sebuah teka-teki internal yang cukup besar," tambahnya.

Perdebatan ini muncul karena banyaknya ketakutan apabila hal ini akan meningkatkan ketegangan geopolitik AS dan China.

Diketahui, China sendiri kini menjadi salah satu negara patner iklan Twitter dengan pertumbuhan yang sangat besar.

Zatko mengatakan seminggu sebelum ia dipecat oleh Twitter di bulan Januari, ia mengetahui bahwa FBI telah mewanti-wanti perusahaan itu.

Hal ini karena terdapat mata-mata Kementrian Keamanan Negara China atau MSS yang masuk dalam daftar gaji karyawan di Twitter.

Zatko juga membeberkan percakapannya dengan eksekutif Twitter lain tentang kekhawatiran adanya seorang agen asing di tubuh Twitter ini.

Baca Juga: Laporan Fitur Terbaru Twitter Sepanjang Tahun 2022, Bermanfaat Semua!

"Karena kita sudah memiliki satu, apa bedanya jika kita memiliki lebih?" ucap sang eksekutif.

Dalam persidangan, Juru bicara Twitter membantah dengan mengatakan bahwa tuduhan Zatko ini "penuh dengan inkonsistensi dan ketidakakuratan."

Ia menambahkan proses perekrutan di twitter dilakukan secara independen.

Proses tersebut dilakukan tanpa pengaruh luar dan akses ke data dilakukan dengan dengan pemeriksaan latar belakang, pemantauan dan sistem deteksi yang baik.

Banyak rumor yang mengatakan bahwa klaim ini akan digunakan tim legal Elon Musk untuk mengakhiri kesepakatan pembelian antara Elon Musk dan Twitter.

Seperti yang diketahui bahwa sebelumnya, pada bulan Juli bos Tesla Elon Musk batal membeli Twitter dikarenakan jumlah bot spam Twitter yang melebihi jumlah yang diekspektasikan.

Baca Juga: Elon Musk Batal Beli Twitter Senilai Rp 634 Triliun, Tuntutan Hukum Akan Memaksanya

Batalnya kesepakatan ini membuat Twitter akan menggugat Elon Musk untuk tetap memaksanya membeli perusahaan Sosial Media tersebut.

Atau setidaknya Musk harus membayar US$1 miliar (Rp15 trilun) atas pembatalan pembelian tersebut.

Walaupun begitu, hal ini menjadi mungkin karena pekan lalu hakim Wilayah Delaware memutuskan laporan Zatko ini bisa digunakan Elon Musk sebagai bahan pertimbangan.

Namun adanya klaim ini tidak akan membuat hakim menunda sidang yang akan berlangsung.

Laporan Zatko sendiri terdiri dari dua lembar tautan untuk mendukung yang berisi dokumen pendukung seperti email antara Zatko dan Parag Agrawal (CEO Twitter) dan penilaian misinformasi di Twitter.

(*)

Baca Juga: Elon Musk Berulah Lagi, Ternyata Rencana Beli Manchester United Cuma Candaan

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Reuters

Baca Lainnya