Dituduh Jadi Mata-mata China, Bos Huawei Tantang Pengguna Cek ke Lab

Sabtu, 22 Desember 2018 | 18:25
asia.nikkei.com

Pemerintah Jepang keluarkan larangan untuk gunakan perangkat Huawei di negaranya.

Nextren.com - Perseteruan antara Huawei dan pemerintah Amerika Serikat berbuntut panjang. Beberapa negara yang bersekutu dengan AS ikut melarang penggunaan perangkat Huawei dengan alasan keamanan. Menanggapi kondisi ini, CEO Huawei, Ken Hu akhirnya angkat bicara. Ia mengatakan bahwa tahun 2019 menjadi tahun yang sangat penting bagi Huawei dan perusahaan memang tengah menghadapi beberapa tantangan.

Baca Juga : Diajak AS Boikot Huawei, Jerman Menolak Karena Alasan Kuat Ini

Menanggapi tuduhan soal masalah keamanan, Ken menegaskan bahwa Huawei bukanlah perusahaan yang menjadi mata-mata China. Ia mengatakan tuduhan tersebut adalah salah satu upaya untuk mendiskreditkan perusahaan. "Ketika menyangkut tuduhan keamanan, sebaiknya biarkan fakta berbicara sendiri. Faktanya, adalah catatan Huawei memang bersih," ungkap Ken. Tak hanya itu, Ken juga menekankan bahwa selama 30 tahun Huawei berdiri, tidak pernah ada bukti ancaman keamanan yang berasal dari perusahaan.

Baca Juga : Huawei Tetap Kuat Meskipun Diboikot Oleh Amerika Serikat Dan Sekutunya

Ia juga membuka pintu dengan lebar bagi para pengguna yang ingin memeriksa perangkat yang mereka beli langsung ke laboratorium perusahaan. "Kami sangat bersedia mengambil tindakan proaktif untuk mengatasi dan mengurangi masalah keamanan," kata Ken. "Di bawah prinsip ini, kami tetap terbuka untuk melakukan dialog aktif dengan pemerintah di seluruh dunia untuk memahami kekhawatiran mereka dan mengeksplorasi semua solusi yang memungkinkan," lanjutnya. Beberapa waktu lalu, sejumlah negara melarang penggunaan perangkat Huawei dan ZTE di lingkungan pemerintah.

Baca Juga : Jepang Keluarkan Larangan Untuk Gunakan Jaringan Huawei Di NegaranyaHal ini dikarenakan vendor China tersebut mengancam keamanan dan bisa digunakan sebagai alat mata-mata oleh pemerintah China. Namun Huawei menolak statusnya disamakan dengan ZTE yang notabene perusahaan milik pemerintah China. Huawei menegaskan bahwa dirinya adalah perusahaan swasta dengan 100 persen saham dimiliki oleh karyawan. Dikutip KompasTekno dari Fortune, Sabtu (20/12/2018), Ken juga mengatakan bahwa adanya pemblokiran Huawei di beberapa negara bukan berarti pintu bisnis tertutup sepenuhnya untuk Huawei.

Baca Juga : Target Huawei Lumpuhkan Samsung di Tahun 2020, Bukan Sekedar Angan

Perusahaan menegaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Huawei adalah mata-mata China. "Kami menyambut baik dialog terbuka dengan siapa saja yang memiliki kekhawatiran ini.""Tapi untuk semua tuduhan ini, kami tetap membala diri dan kami tidak akan membiarkan reputasi kami ternoda," pungkas Ken. (*)

(Yudha Pratomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dituduh Jadi Mata-mata China, CEO Huawei Angkat Bicara"

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya