Perang Rusia Ukraina Meluas Tak Hanya Adu Senjata, Tapi Juga Perang Energi

Sabtu, 03 September 2022 | 18:06
rferl

Jaringan pipa gas Nord Stream 2 antara Rusia ke Jerman sepanjang 1200 KM melewati lautan

Nextren.com - Perang Rusia Ukraina yang dibantu AS dan negara NATO, tak hanya berlangsung lewat pertempuran senjata militer.

Kini pertempuran mulai merembet ke perang energi, dimana pasokan energi Eropa sangat tergantung dari Rusia.

Kini perang energi antara Rusia dan Barat dimulai sejak Jumat (2/9/2022), saat Moskwa menunda pembukaan kembali pipa Nord Stream 1 ke Jerman.

Sementara di pihak lawan, negara-negara G7 mengumumkan pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia.

Perusahaan energi Rusia, Gazprom, yang memasok gas ke Eropa lewat pipa gas yang melintasi lautan, sebelumnya telah menangguhkan pengiriman gas ke Jerman.

Baca Juga: Mengapa Perang Rusia-Ukraina Bakal Lama? Karena Sangat Menguntungkan!

Alasannya karena adanya pemeliharaan pipa Nord Stream 1 pada Rabu (31/8/2022), sebagaimana dilansir VOA.

Gazprom mengumumkan belum bisa melanjutkan pengiriman gasnya ke Jerman akibat kesalahan teknis di pipa Nord Stream 1 untuk dibuka kembali.

Langkah Rusia menghentikan pasokan gasnya ke Jerman tersebut mungkin akan memperburuk krisis energi Eropa.

Rusia dan Eropa Saling Tuduh Menurut juru Bicara Komisi Eropa Eric Mamer di Twitter pada hari Jumat, keputusan Gazprom untuk menghentikan pasokan gas ke Jerman itu disebut berdasar alasan yang keliru.

Siemens Energy sebagai perusahaan yang mengurusi turbin di Nord Stream 1 mengatakan bahwa tidak ada alasan teknis untuk menghentikan pengiriman gas.

Sementara Moskow mengatakan bahwa sanksi-sanksi dari Barat kepada Rusia, atas invasi Moskwa ke Ukraina, disebut telah menghalangi pemeliharaan pipa gas.

Eropa balik menuduh Rusia telah memanfaatkan pengaruhnya atas pasokan gas untuk membalas sanksi Eropa tersebut.

Hari Rabu, Jerman juga menuding Moskwa memanfaatkan energi sebagai senjata.

Sementara para menteri keuangan dari negara-negara G7 pada hari Jumat, mengatakan bahwa mereka akan bekerja cepat menerapkan batasan harga pada ekspor minyak Rusia.

Para menteri keuangan dari negara-negara G7 mengatakan, bahwa pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia akan ditentukan di kemudian hari berdasarkan berbagai masukan teknis.

Menurut Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner, pembatasan harga ekspor minyak Rusia ini dirancang untuk mengurangi pendapatan Presiden Putin, serta menutup sumber pendanaan penting untuk agresi ke Ukraina.

Baca Juga: Rusia, China, dan Sekutunya Akan Geruduk Laut Jepang dengan Ribuan Pasukan, Ada Apa?

Tentu saja Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik keputusan para menteri keuangan G7 yang mengumumkan akan mengatus pembatasan harga untuk minyak Rusia.

“Saat pembatasan harga ini diterapkan, maka itu akan menjadi elemen penting untuk melindungi negara-negara beradab dan pasar energi dari agresi hibrida Rusia,” kata Zelensky dalam pidatonya pada Jumat malam.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto