Elon Musk Khawatir Kemungkinan Pabrik Mobil Listrik Tesla Bangkrut, Akibat China?

Jumat, 24 Juni 2022 | 21:26
theverge.com

Akibar Virus Corona maka lockdown di Shanghai dan membawa resiko pabrik mobil Tesla bangkrut

Nextren.com - Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, CEO Tesla Elon Musk merasa khawatir terhadap masa depan perusahaannya, dan mengatakan adanya resiko pabrik mobil Tesla bangkrut. Tesla menghadapi kerugian miliaran dolar dari pabrik barunya, akibat masalah rantai pasokan, dan penguncian (lockdown) kareena Covid, sehingga membawa kemungkinan pabrik mobil Tesla bangkrut."Dua tahun terakhir telah menjadi mimpi buruk mutlak dari gangguan rantai pasokan, satu demi satu," kata Musk dalam sebuah wawancara dengan kelompok pemilik Tesla, dilansir dari CNN Business (23/6). "Kami belum keluar dari gangguan itu. Yang menjadi perhatian kami adalah bagaimana kami menjaga pabrik agar tetap beroperasi, sehingga kami dapat membayar orang dan tidak bangkrut," lanjut Musk.

Baca Juga: Tren WFH Pasca Pandemi, Pegawai Tesla Malah Harus Pilih Ngantor atau ResignMusk disebut bicara terlalu berlebihan dalam wawancara di tempat lain, yang mungkin dilakukannya saat menyebutkan risiko kebangkrutan. Misalnya, Musk mengatakan bahwa pembuat mobil pada umumnya "sangat ingin bangkrut," yang terbilang bahasa yang penuh kiasan daripada analisis keuangan yang ketat.Tetapi Tesla memang akan mendekati akhir kuartal yang paling sulit secara finansial, dalam lebih dari dua tahun ini.Pabrik Tesla di Shanghai telah ditutup selama berminggu-minggu, karena penguncian (lockdown) akibat Covid. Musk mengungkapkan dalam wawancara, bahwa dua pabrik yang dibuka Tesla pada kuartal tersebut, di Jerman dan Texas, telah merugikan perusahaan hingga miliaran dolar karena masalah rantai pasokan, yang telah membuat mereka mengurangi produksi mobil."Ini semua akan diperbaiki dengan sangat cepat," katanya dalam komentar yang direkam pada 31 Mei, tetapi tidak dirilis hingga Rabu malam. "Baik pabrik Berlin dan Austin adalah mesin uang raksasa saat ini. Ada suara menderu besar yang merupakan suara dari uang terbakar." "Berlin dan Austin kehilangan miliaran dolar kan sekarang. Ada banyak pengeluaran dan hampir tidak ada hasil."Salah satu kritikus paling keras Tesla berpikir bahwa perusahaan menghadapi masalah keuangan yang lebih besar daripada yang disadari kebanyakan analis."Kebangkrutan adalah risiko nyata bagi orang-orang ini," kata Gordon Johnson dari GLJ Research kepada CNN Business Kamis.

Baca Juga: Kampung Tesla di China, Hampir Semua Penduduknya Memakai Mobil Listrik Tesla"Mengapa? Banyak uang tunai mereka dikurung di China. Mereka tidak menguntungkan sampai mereka berada di China; dan, mengingat China tidak mengizinkan perusahaan untuk memulangkan dolar yang dibuat di sana ke luar negeri, jadi Tesla memiliki masalah nyata."Johnson menunjuk adanya keputusan Tesla melakukan PHK sekitar 10% dari staf yang digaji - bahkan ketika terus mempekerjakan pekerja produksi per jam - sebagai tanda masalah lainnya."Menurut Anda, mengapa mereka memotong orang? Itu adalah kunci untuk memberitahu sinyal," katanya.Tetapi sebagian besar perusahaan yang memotong jumlah staf (PHK) ternyata tidak pernah mendekati kebangkrutan. Bahkan hampir semua analis lain memperkirakan bahwa Tesla akan tetap menguntungkan, meskipun masalah rantai pasokan mengganggunya yang juga dialami oleh sebagian besar produsen lain di seluruh dunia.Tesla telah untung sejak akhir 2018, setelah bertahun-tahun melaporkan hampir tidak ada apa-apa selain kerugian. Perusahaan telah melaporkan peningkatan laba kuartalan dibandingkan periode sebelumnya selama dua tahun terakhir.Serangkaian keuntungan yang meningkat secara berurutan itu tampaknya akan segera berakhir.Tesla masih berjuang melawan kecurigaan mata-mata di ChinaAnalis yang disurvei oleh Refinitiv memperkirakan bahwa pendapatan yang disesuaikan pada kuartal kedua akan turun menjadi $2,5 miliar (Rp 37 triliun) pada kuartal kedua, turun dari rekor $3,7 miliar (Rp 54.8 triliun) yang dibuat Tesla pada kuartal pertama.

Baca Juga: Mode Autopilot Mobil Tesla Tewaskan 2 Orang, Sopir Dituntut Pasal Pembunuhan

Itu masih akan naik dari pendapatan yang disesuaikan sebesar $1,6 miliar (Rp 23.7 triliun) pada kuartal kedua tahun 2021.Tesla memang mengalami penurunan 0,1% dalam produksi kendaraan baru pada kuartal pertama dibandingkan dengan kuartal keempat. Tetapi produksi tahun-ke-tahunnya masih naik 69%, dan sebagian besar pembuat mobil lain di seluruh dunia mengurangi produksi pada kuartal tersebut dari tingkat tahun lalu karena masalah rantai pasokan.Pabrik pembuat mobil, termasuk Tesla, akan melaporkan angka penjualan kuartal kedua awal bulan depan.Saham Tesla (TSLA) , yang turun hampir sepertiga sejak awal tahun, turun sekitar 2% pada perdagangan tengah hari Kamis.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto