China Gelar Latihan Militer di Selat Taiwan, Provokasi Perang Lawan AS?

Kamis, 26 Mei 2022 | 17:00
Picasa

Kapal Induk China Liaoning

Nextren.com -Pekan ini, hubungan China dan AS semakin memanas seteleh Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang menyinggung Beijing.

Joe Biden pada Senin (23/5) mengatakan bahwa AS akan siap mengobarkan perang dengan China jika Beijing memutuskan melakukan agresi ke Taiwan.

Pernyataan Joe Biden ini membuat China naik pitam dan melakukan aksi-aksi yang cenderung provokatif terhadap AS.

Baca Juga: Pesawat Tempur China dan Rusia Lancang Dekati Perbatasan, Jepang Kerahkan Jet Tempur Andalan!

Dilansir dari Kompas.com, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan bahwa pihaknya baru-baru ini melakukan patroli dan latihan di wilayah udara dan laut sekitar Taiwan.

Komando Teater Timur PLA, Shi Yi mengatakan bahwa patroli dan latihan ini sebagai bentuk peringatan serius China terhadap AS.

"Ini adalah peringatan seriues terhadap kolusi baru-baru ini antara AS dan Taiwan," ujar Shi Yi.

Shi Yi juga menegaskan, upaya AS dalam memberikan harapan-harapan ke Taiwan adalah bentuk sikap munafik.

"Sangat munafik dan sia-sia bagi AS untuk mengatakan satu hal dan melakukan hal lain tentang masalah Taiwan," sambung Shi Yi.

Baca Juga: Makin Panas! Presiden AS Siap Perang dengan China Jika Beijing Lancarkan Agresi ke Taiwan

Taiwan sendiri bukan negara yang seutuhnya merdeka karena hanya diakui oleh 23 negara di dunia.

China selalu menganggap bahwa Taiwan sebagai wilayahnya dan akan mempertahankannya dari pengaruh Barat.

China tak segan-segan membawa Tiapei kembali ke pelukannya menggunakan kekuatan militer jika itu diperlukan.

China menganut konsep "Satu China" dimana hanya ada satu negara China yang meliputi RRC, Taiwan, Macau, dan Hongkong.

Baca Juga: Jepang Kecam Aktivitas Maritim China di Laut China Timur, Rebutan Bahan Bakar Perang?

Sementara itu, kebijakan luar negeri AS sebenarnya mematuhi konsp "Satu China" yang dijunjung oleh China.

AS hanya mengakui Beijing sebagai pemerintah resmi dari RRC, Taiwan, Macau, dan Hongkong.

Namun, Gedung Putih juga membuat komitmen di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan untutk membantu menyediakan sarana bagi Taiwan guna mempertahankan diri ketika muncul agresi.

Hal inilah yang membuat China geram dengan AS karena mereka dianggap terlalu ikut campur ke dalam urusan dalam negeri China.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto