Nextren.com -Pasca invasi Rusia ke Ukraina, hubungan Jepang dan China kian memburuk.
9 Mei lalu, China telah memberikan peringatan keras kepada Jepang agar tak mempromosikan ekspansi NATO di kawasan Asia karena berpotensi menimbulkan ancaman keamanan internasional.
Baru-baru ini, giliran Jepang memberikan kecaman kepada China terkait masalah perbatasan.
Dilansir dari Reuters,Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada mengatakan bahwa aktivitas maritim China di Laut China Timur tak dapat diterima.
Jepang telah melayangkan protes resmi ke China terkait pengembangan area di Laut China Timur yang saat ini masih disengketakan oleh kedua negara tersebut.
Fumio Kishida berbicara dengan wartawan di kota barat Kyoto pada Sabtu (22/5) bahwa pemerintahnya telah melayangkan protes terhadap China melalui saluran diplomasi.
Baca Juga: AS Mulai Hilang Kesabaran, Ajak Korsel Hadapi Ancaman China dan Korea Utara
Kecaman Jepang terhadap China ini terkait dengan laporan Kementerian Luar Negeri yang mengatakan bahwa Beijing sedang melakukan pembangunan di laut China Timur.
Pembangungan tersebut menimbulkan masalah karena dilakukan di kawasan yang disengketakan oleh Jepang dan China.
Wilayah Laut China Timur sendiri berada di zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang tumpang tindih antara Jepang dan China.
Jepang sangat mendesak China untuk melakukan negosiasi dalam penyelesaian sengketa perbatasan.
Dilansir dari Bangkok Post, Jepang menginginkan dimulainya kembali negosiasi awal mengenai implementasi dari perjanjian bilateral pada 2008 mengenai pengembangan sumber daya di Laut China Timur.
Perjanjian tersebut mengatur agar Jepang dan China bersama-sama menembangkan cdangan gas bawah laut di wilayah yang disengketakan.
Kedua belah pihak sepakat untuk tak melakukan pengeboran independen.
Namun, kesepakatan negoisasi Jepang dan China tersebut ditangguhkan pada 2010 dan China kini mulai melakukan pengembangan independi di kawasan Laut China Timur.
Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Rudal di Laut Jepang, Perang Asia Timur di Depan Mata!
"Sangat disesalkan bahwa pihak China secara sepihak melanjutkan pembangunan di perairan itu," ujar Fumio Kishida.
"Perbatasan zona ekonomi eksklusif dan landas benua belum diselesaikan di Laut China Timur," sambungnya.
Tokyo menuduh China menempatkan 17 rig pengeboran yang dicurigai dekat dengan perbatasan maritim de facto Jepang.
Anjungan tersebut berada di sisi perbatasan China, namun Tokyo khawatir minyak dan gas Jepang juga dapat dikuras.
(*)