Nextren.com - Serngan Rusia ke Ukraina tampak tidak berjalan mulus. Selain dukungan banyak negara NATO dan AS berupa pasokan senjata, ternyata dari dalam Rusia sendiri juga muncul perlawanan.
Baru-baru ini, seorang pejabat Rusia yang secara terbuka menentang invasi ke Ukraina dilaporkan telah tertangkap basah di perbatasan AS-Meksiko.
Pejabat tersebut bernama Viktor Kamenshchikov, seorang anggota Partai Komunis wakil di Parlemen (Duma) Kota Vladivostok, timur jauh Rusia.
Penangkapan Kamenshchikov itu diberitakan oleh RIA Novosti dan bersumber dari seseorang yang memberi tahu kantor berita negara Rusia tersebut.
Menurut berita dari RIA Novosti, Kamenshchikov telah ditangkap meski belum diketahui penyebabnya. Laporan itu juga tidak merinci di mana dia ditahan.
Baca Juga: Diancam Rusia Akibat Gabung NATO, Finlandia Sudah Bangun Bunker Anti Nuklir untuk 1 Juta Orang
Kemungkinan dia menyeberang perbatasan secara ilegal.Newsweek telah menghubungi Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS untuk dimintai komentar.
RIA Novosti menambahkan, bahwa Kamenshchikov tidak muncul dalam rapat Duma sejak akhir Februari. Saat itu dia secara terbuka menentang invasi ke Ukraina.
Silansir Newsweek, sumber dari Duma mengatakan kepada surat kabar Kommersant, bahwa mereka tidak mengetahui posisi Kamenshchikov saat ini.
Pada 27 Februari lalu, Kamenshchikov mengajukan permohonan untuk meninggalkan Partai Komunis setelah partainya mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk yang memplokamirkan diri.
Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk terletak di wilayah Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Rusia.
Saat itu, Kamenshchikov tidak setuju dengan posisi kepemimpinan partainya yang mendukung operasi militer di Ukraina dan penggunaan pasukan Rusia di wilayah negara tetangga.
“Pada prinsipnya, saya menentang perang,” ujar Kamenshchikov kala itu. Dalam wawancara tanggal 5 Maret dengan sibreal.org, dia mengeklaim bahwa para politisi, termasuk dari partainya, menipu para deputi untuk memilih invasi militer.
Baca Juga: Musuh dalam Selimut, China Tega Permalukan Vladimir Putin di Perang Rusia dan Ukraina
Menurutnya pemimpin Partai Komunis Gennady Zyuganov dan pemimpin Partai Demokrat Liberal Rusia (LPDR) Vladimir Zhirinovsky juga tahu tentang rencana perang Vladimir Putin sebelumnya.
Sebagai informasi, orang Rusia yang menentang perang di Ukraina akan berisiko ditangkap dan dipenjara.
Selain itu, Parlemen Rusia telah meloloskan undang-undang pada April di mana warga negara yang menyebarkan “informasi palsu” tentang militer dapat dipenjara hingga 15 tahun.