Nextren.com -Amerika Serikat (AS) mulai menjalin komunikasi dengan Rusia melalui perwira militernya.
Dilansir dari Reuters, Jenderal tertinggi AS Mark Milley telah berkomunikasi dengan Kepala Militer Rusia Valery Gerasimov melalui telepon pada Kamis (21/5).
Ini merupakan percakapan pertama antara kedua perwira tinggi militer sejak invasi Rusia ke Ukraina dalam 3 bulan terakhir.
Baca Juga: AS Mulai Hilang Kesabaran, Ajak Korsel Hadapi Ancaman China dan Korea Utara
Juru bicara Mark Milley mengatakan bahwa para kedua perwira tinggi tersebut membahas masalah penting yang menjadi perhatian internasional.
Selain itu, Mark Milley dan Valery Gerasimov juga disebut telah berkomitmen untuk menjaga komunikasi secara terbuka.
"Para pemimpin militer membahas beberapa masalah terkait keamanan yang menjadi perhatian dan sepakat untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka," ujar juru bicara Mark Milley seperti dilansir dari Reuters.
Sayangnya, isi percakapan antara Mark Milley dan Valery Gerasimov sangat dirahasiakan.
Militer AS enggan menyebutkan masalah spesifik apa pun yang dibahas oleh kedua petinggi militer tersebut.
"Sesuai dengan praktik sebelumnya, detail spesifik dari percakapan mereka akan dirahasiakan," sambung juru bicara Mark Milley.
Dilansir dari Reuters, komunikasi antara Milley dan Gerasimov terjadi setelah Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berbicara dengan mitranya dari Rusia pekan lalu.
Austin menyerukan kepada Rusia untuk segera melakukan gencatan senjata di Ukraina.
Panggilan telepon tersebut dilakukan melalui hotline khusus yang disebut "deconfliction".
Hotline deconfliction adalah saluran telepon terbuka yang berbasis di markas Komando Eropa di Stuttgart, Jerman.
Saluran telepon tersebut berada di bawah Jenderal Angkatan Udara Tod Walters yang memimpin semua pasukan AS di Eropa.
Baca Juga: Rusia Pamer Senjata Laser 'Peresvet': Bisa Butakan Satelit dan Lumpuhkan Penerbangan
Komunikasi terbatas via telepon ini diharapkan dapat mengawali hubungan baik AS dan Rusia untuk perdamian di Ukraina.
Seperti yang kita ketahui, konflik di Ukraina pada dasarnya merupakan konflik kepentingan AS dan Rusia.
AS dan sekutu NATO-nya ingin melakukan ekspansi aliansi militer ke Ukraina sedangkan Rusia tak ingin mantan negara bagian Uni Soviet tersebut jatuh ke pihak Barat.
(*)