Nextren.com -Invasi Rusia ke Ukraina tak bisa dibenarkan, namun ada beberapa faktor penting di balik keputusan tersebut.
Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus mengungkapkan dugaannya seputar asal usul perang Rusia dan Ukraina.
Dilansir dari Politico, Paus Fransiskus menduga ekspansi NATO ke wilayah Eropa Timur telah memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina.
Baca Juga: Tak Gentar Bertemu Tentara Rusia, Paus Fransiskus Bakal Datang ke Kyiv Dorong Perdamaian
Dalam sebuah interview pada Selasa (3/5) dengan harian Corriere della Sera, Paus Fransiskus mengatakan bahwa NATO "menggonggong" di pintu Rusia.
Hal tersebut diduga telah menyebabkan invasi Vladimir Putin ke Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah itu diprookasi, tapi mungkin iya," ujar Paus Fransiskus seperti dilansir dari The Daily Beast.
Kendati demikian, Paus Fransiskus tetap mengutuk kebrutalan perang Rusia dan Ukraina.
Ia membandingkannya dengan perang saudara Rwanda pada dekade 90-an yang mengakibatkan genosida minoritas Tutsi.
Baca Juga: Ancaman Perang Dunia Nuklir Makin Nyata: NATO Sudah Bergerak, Amerika Serikat Bagi-bagi Hulu Ledak
Paus Fransiskus Ingin ke Moskow Bertemu Putin
Sejak pertengahan Maret, Paus Fransiskus secara aktif menghubungi Rusia berdialog secara langsung.
Sayangnya, ajakan berdialog dari Paus Fransiskus sama sekali tak ditanggapi pihak Kremlin.
"Tentu saja kami membutuhkan pemimpin Kremlin untuk mengalokasikan waktu. Kami belum mendapat tanggapan apa pun dan kami masih berusaha," ujar Paus Fransiskus.
Penolakan tersebut tak membuat Paus Fransiskus mengurungkan niatnya.
Paus Fransiskus bahkan mengaku siap untuk mengadakan perjalanan ke Moskow demi berdialog dengan Putin tentang krisis Ukraina.
Dalam wawancara, Paus Fransiskus mengesampingkan pergi ke Kyiv dan memprioritaskan perjalanannya ke Moscow terlebih dahulu.
"Pertama saya harus pergi ke Moskow dan harus bertemu Putin," ujarnya.
Paus Fransis mengatakan bahwa 40 hari lalu ia telah meminta menteri luar negerinya untuk memulai proses mengatur kunjungan ke Moskow.
Namun, lagi-lagi Putin tak menanggapinya sama sekali.
Baca Juga: China Bersiap! Jika Invasi Taiwan, Efek Sanksi Ekonomi Negara Barat Bakal Lebih Parah dari Rusia
(*)