Nextren.com -Ketegangan internasional di kawasan Asia-Pasifik mulai memanas karena dinamika perang Rusia dan Ukraina.
Pekan ini, hubungan Australia dan China memanas karena pernyataan agresif dari Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton.
Pada perayaan hari ANZAC 25 April lalu, Peter Dutton memancing keributan dengan China dan Rusia dalam sebuah acara interview di televisi Australia.
Baca Juga: AS Berencana Mendirikan NATO versi Asia, China Beri Peringatan Keras!
Peter Dutton secara terang-terangan menyamakan Rusia dan China dengan Nazi Jerman.
Dilansir dari Republic World, Peter Dutton menyamakan China dengan Nazi Jerman di era 1930-an yang memiliki ambisi kuat untuk mendominasi dunia.
"Perkembangan ambisi China dewasa ini dapat kita bandingkan dengan ambisi Nazi Jerman pada 1930-an," ujar Peter Dutton seperti dilansir dari Republic World.
Kemudian, Peter Dutton juga menyinggung sosok Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pernyataannya.
"Manusia seperti Hitler dan yang lainnya bukan hanya isapan jempol dari imajinasi kita bahwa mereka diasingkan dari sejarah. Kita memiliki (karakter Hitler) dalam diri Presiden Putin yang saat ini bersedia membunuh wanita dan anak-anak," ujar Peter Dutton seperti dilansir dari ABC News.
Pernyataan Peter Dutton ini ditujukan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat Australia akan pentingnya mempersiapkan diri untuk perang.
Peter Dutton juga menyatakan bahwa Australia harus bersiap untuk perang demi mencapai menjaga perdamaian.
"Satu-satunya cara untuk dapat menjaga perdamaian adalah mempersiapkan perang, dan menjadi kuat sebagai sebuah negara," ujar Peter Dutton.
"Kita tak boleh membungkuk, tidak berlutut, dan menjadi lemah. Itulah kenyataannya," ujar Peter Dutton dalam acara Nine's Today pada Senin pagi (25/4).
Baca Juga: Australia Kirim 20 Bushmaster ke Ukraina: Kendaraan Lapis Baja 13 Ton yang Gesit dan Tahan Ledakan
Pernyataan agresif Peter Dutton kepada China dan Rusia ini muncul setelah CHina meneken pakta pertahanan dengan Kepulauan Solomon pada 19 April lalu.
Pakta pertahanan tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi Australia dan Amerika Serikat.
Kedua negara tersebut khawatir China akan menjadikan Solomon sebagai pangkalan militernya.
Kepulauan Solomon sendiri berada di kawasan Pasifik Selatan dan berjarak kurang dari 2.000Km dari pantai timur Australia.
(*)