Saat Negara NATO Bimbang Terus Memasok Senjata ke Ukraina, Karena Khawatirkan Hal Mengerikan Ini

Kamis, 14 April 2022 | 22:08
Wikimedia Commons

Rudal Javelin disematkan di kendaraan perang

Nextren.com - Perang Rusia dan Ukraina sudah berlangsung hampir dua bulan.

Sejauh ini, Ukraina tampak bisa mengimbangi serangan Rusia, apalagi Rusia memang hanya ingin melucuti dan menghancurkan sistem persenjataan Ukraina.

Kemampuan militer Ukraina itu cukup mengejutkan dan tidak diduga sebelumnya.

Penyebabnya adalah Ukraina terus dipasok senjata canggih dari negara-negara Barat.

Namun kini NATO dilanda kekhawatiran sendiri karena terus memasok senjata ke Ukraina.

Baca Juga: Rusia Bersiap Serang Inggris Karena Hal Sensitif Ini, Bisa Picu Perang Dunia ke-3?

Jika negara NATO terus memenuhi permintaan Zelensky untuk memasok senjata ke Ukraina, maka NATO khawatir akan satu hal, yaitu Nuklir Rusia diaktifkan dan medan perang meluas.

Presiden Ukraina Zelensky terus menerus meminta bantuan senjata dari Barat.

Tak hanya ke Barat, Zelensky juga terang terangan minta bantuan ke Korea Selatan.

Sejumlah negara pun sudah memenuhi permintaan Zelensky dengan mengirim berbagai jenis senjata.

Namun, hal itu belum cukup bagi Ukraina dan masih terus meminta bantuan senjata dari para sekutunya.

Kini negara anggota NATO pun khawatir jika terus membantu persenjataan Ukraina, maka akan berimbas pada konflik terbuka dengan Rusia.

Rusia dikhawatirkan akan menggunakan nuklir taktisnya.

Negara NATO juga khawatir perang akan meluas di Eropa.

Para menteri NATO telah bertemu di Brussels pekan lalu untuk membahas sejauh mana mereka harus menyuplai peralatan militer ke Ukraina.

Tantangan bagi NATO selama perang di Ukraina ini adalah bagaimana memberikan dukungan militer yang cukup kepada sekutunya itu untuk mempertahankan diri, tanpa ikut terseret dalam konflik yang bisa berujung perang antara mereka dengan Rusia.

Pemerintah Ukraina sendiri telah secara eksplisit meminta bantuan kepada NATO.

Baca Juga: Rusia Habiskan Ratusan Triliun Karena Perang Tidak Sesuai Harapan Vladimir Putin

Jika Ukraina harus menangkal serangan Rusia di wilayah Donbass, maka Ukraina sangat butuh pasokan senjata-senjata dari Barat seperti Javelin, NLAW (senjata anti-tank ringan generasi baru), Stinger dan Starstreak, serta rudal anti-pesawat yang selama ini telah digunakan dalam perang melwan Rusia ini.

Sebenarnya bantuan senjata itu telah datang, namun Ukraina menginginkan lebih dari itu.

Dilansir dari Kompas.com, Ukraina juga ingin tank, pesawat tempur, pesawat tanpa awak, dan sistem pertahanan udara rudal canggih.

Tujuannya untuk menghadapi meningkatnya serangan udara dan rudal jarak jauh Rusia, yang menargetkan cadangan bahan bakar penting Ukraina dan persediaan logistik penting lainnya.

Lalu apa sebetulnya yang menahan NATO untuk segera memberikan keinginan Ukraina itu? Jawabannya adalah meluasnya perang.

Selain itu juga ada resiko Rusia akan menggunakan senjata nuklir taktis (jarak pendek).

Kemungkinan konflik juga akan menyebar di luar perbatasan Ukraina lalu menjadi perang Eropa yang lebih luas, terus menjadi pikiran para pemimpin Barat.

Tentu saja hal ini taruhannya sangat tinggi dan memakan korban jiwa lebih banyak lagi.

Sebenarnya apa saja yang sudah diberikan Barat sejauh ini? Sangat banyak.

Ada lebih dari 30 negara yang telah memberikan bantuan militer ke Ukraina, termasuk 1 miliar euro (Rp 15,6 triliun) dari Uni Eropa dan 1,7 miliar dollar AS (Rp 26,58 triliun) dari AS.

Baca Juga: Jejak Aksi Serangan Hacker Rusia yang Paling Ditakuti Dunia, Bisa Bikin AS Kalang Kabut

Saat ini bantuan itu terbatas pada senjata, amunisi, dan peralatan pertahanan seperti sistem rudal anti-tank dan anti-pesawat.

Bantuan senjata itu termasuk Javelin, sebuah senjata anti-tank canggih yang cukup dipakai di bahu untuk menembakkan roket pencari panas.

Ada pula stinger, sebuah senjata antipesawat portabel yang dulu banyak dipakai di Afghanistan melawan pesawat Uni Soviet.

Lalu Starstreak, sistem pertahanan udara portabel buatan Inggris.

Negara NATO sendiri khawatir jika memasok peralatan militer yang lebih berat seperti tank dan jet tempur, bisa menyebabkan konflik terbuka langsung dengan Rusia.

Sejak awal, Presiden Vladimir Putin mengingatkan dunia bahwa Rusia punya kekuatan senjata nuklir dan Putin sedang menggerakkan kekuatan pencegah nuklir strategisnya ke tahap kesiapan yang lebih tinggi. (*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto