Presiden China Minta Uni Eropa Lebih Independen, Jangan Mau Jadi Boneka AS!

Senin, 04 April 2022 | 11:30
Financial Times

Presiden China, Xi Jinping

Nextren.com -China kembali memberikan pembelaan terhadap aksi invasi Rusia ke Ukraina yang telah terjadi sejak 24 Februari lalu.

Pada Jumat lalu (1/4), Presiden China Xi Jinping secara langsung meminta negara-negara Uni Eropa untuk bertindak lebih independen.

Xi Jinping menginginkan kebijakan luar negeri yang diterapkan negara-negara Uni Eropa bisa lepas dari pengaruh Amerika Serikat.

Baca Juga: Tak Gentar Bertemu Tentara Rusia, Paus Fransiskus Bakal Datang ke Kyiv Dorong Perdamaian

Dilansir dari Financial Times, Xi Jinping mengungkapkan permintaannya dalam sebuah virtual meeting yang membahas perpecahan yang melebar antara 2 kekuatan besar dunia.

Pertemuan virtual tersebut turut menghadirkan Presiden Dewan Eropa Charles Michel dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Charles Michael sendiri dalam pertemuan ini mengungkap bahwa China harusnya tak "menutup mata" atas agresi Rusia dan Ukraina.

Sementara itu, Ursula von der Leyen mengungkapkan bahwa 2 kekuatan besar mempunyai pandangan yang jelas berlawanan tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Ursula von der Leyen memperingatkan bahwa apapun yang dilakukan China untuk mendukung kemampuan perang Rusia akan merusak reputasi negara-negara Eropa.

"China memiliki pengaruh terhadap Rusia dan oleh karena itu kami mengharapkan China untuk mengambil tanggung jawabnya (membantu perdamaian di Ukraina)," ujar Ursula van der Leyen.

Yin Bogu/Xinhua/AP
Yin Bogu/Xinhua/AP

Pertemuan virtual antara Xi Jinping dan perwakilan Uni Eropa

Pernyataan Ursula von der Leyen dan Charles Michael secara umum mengininkan China untuk berhenti mendukung Rusia dalam melancarkan invasi ke Ukraina.

Namun, bagaimanapun Xi Jinping menolak untuk melakukan hal tersebut dan mengalah dari posisinya bahwa AS dan Uni Eropa telah mengadopsi "mentalitas perang dingin" atas krisis di Ukraina.

Permintaan Xi Jinping terhadap Uni Eropa juga merupakan sebuah kritik keras terhadap solidaritas negara-negara Eropa dan AS dalam menyudutkan Rusia atas krisis Ukraina.

Seperti yang kita ketahui, Uni Eropa Dan Amerika Serikat ingin memukul mundur rezim Vladimir Putin dengan sanksi-sanksi internasional.

Namun, China terus melindungi Rusia atas sanksi-sanksi internasional melalui bantuan-bantuan dan kebijakan bilateral antar kedua negara.

Baca Juga: AS Kirimkan 100 Drone Bunuh Diri 'Kamikaze' ke Ukraina, Ringan Tapi Mematikan!

Hingga saat ini,China mengaku bahwa mereka berada di pihak netral dalam perang Rusia dan Ukraina.

Xi Jinping mengatakan bahwa ia tidak mengutuk tetapi juga tidak membela invasi Rusia terhadap Ukraina.

Xi Jinping menganggap krisis yang terjadi di Ukraina merupakan sebuah masalah keamanan Rusia di Eropa.

Sementara itu, Perdana Menteri China Li Keqiang mengaku tengah berupaya untuk mewujudkan resolusi damai dari krisis Ukraina dengan caranya sendiri.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber Financial Times