Sumbangan Uang Kripto untuk Ukraina Melawan Rusia Naik Jadi Rp 503 Miliar, Kriptonya Beragam

Kamis, 03 Maret 2022 | 17:30
KOMPAS.com

Ilustrasi trading Kripto

Nextren.com - Serangan Rusia ke Ukraina membuat masyarakat dunia terbelah, membela Rusia atau Ukraina.

Untuk Ukraina, banyak yang bersimpati dengan memberikan sumbangan uang kripto.

Apalagi pihak berwenang Ukraina secara resmi menerima sumbangan uang kripto dari seluruh dunia.

Kini Ukraina memperluas jenis mata uang kripto yang bisa diterimanya untuk sumbangan terhadap militernya saat invasi Rusia ke Ukraina terus berlanjut.

Hari Rabu (2/3/2022), Mykhailo Fedorov, Wakil Perdana Menteri Ukraina, mengatakan kini orang dapat mengirim dogecoin sebagai sumbangan bagi Ukraina.

Baca Juga: Nilai Uang Kripto Melonjak, Bakal Dipakai Rusia Untuk Hindari Sanksi Pemblokiran Transaksi?

Dogecoin adalah salah satu mata uang kripto yang awalnya dimulai sebagai lelucon dan melonjak nilainya setelah dibicarakan pendiri Tesla, Elon Musk.

Dalam cuitannya di medsos, menurut Fedorov kini meme dapat mendukung tentara kita dan menyelamatkan nyawa dari penjajah Rusia.

Dogecoin ini memang sering dijuluki "memecoin," mengacu pada lelucon internet populer.

Lalu hari Selasa (1/3/2022), Fedorov mencuit sebuah proyek bernama Bantuan Untuk Ukraina.

Bantuan Untuk Ukraina adalah kerjasama antara pemerintah Ukraina, Everstake dan platform blockchain mata uang kripto Solana.

Kini orang-orang dari manapun bisa menyumbangkan mata uang kripto Solana dan token digital lainnya berdasarkan Solana.

Token atau NFT yang tidak dapat dipertukarkan juga diterima Ukraina sebagai sumbangan.

Bentuknya berupa aset unik seperti karya seni digital berbasis teknologi blockchain untuk memverifikasi dan melacak setiap NFT.

Alternatif sumbangan lain, pertukaran mata uang kripto Uniswap bisa mengubah mata uang digital Ethereum menjadi eter dan mengirimkannya ke pemerintah Ukraina.

Baca Juga: Rizky Billar dan Lesti Tertarik Bikin Token Kripto, Ikuti Jejak Anang?

Ethereum adalah platform blockchain tempat pengembang dapat membangun aplikasi di atasnya.

Menurut Fedorov, Gavin Wood sebagai salah satu pendiri platform blockchain bernama Polkadot (DOT), mengirim mata uang kripto DOT senilai 5 juta dollar AS (Rp 71 miliar) ke Ukraina.

Dilansir dari CNBC, hari Rabu (2/3/2022) Pemerintah Ukraina telah mengumpulkan 35 juta dollar AS (Rp 503 miliar), lewat lebih dari 35.000 sumbangan aset kripto sejak dimulainya invasi Rusia, menurut Elliptic, sebuah perusahaan analitik blockchain.

Pada Sabtu (26/2/2022), Ukraina mulai menerima mata uang kripto untuk donasi dan dimulai dengan bitcoin, ether, dan stablecoin yang disebut tether.

Stablecoin adalah mata uang digital yang terkait dengan aset dunia nyata seperti mata uang fiat.

Kini Ukraina meningkatkan jumlah mata uang kripto yang akan diterimanya untuk disumbangkan.

Peningkatan jumlah uang kripto yang diterima ini diluncurkan saat para ahli militer memperkirakan bahwa serangan Rusia akan meningkat keganasannya dan makin destruktif.

Sumbangan mata uang kripto menambah kemampuan pendanaan bagi Ukraina.

Ukraina juga telah mengumpulkan lebih banyak uang lewat obligasi perang, yang telah menghasilkan sekitar 270 juta dollar AS (Rp 3,8 triliun).

Hari Rabu (2/3/2022), akun resmi pemerintah Ukraina menyatakan bahwa "Airdrop" dikonfirmasi dan akan berlangsung pada Kamis (3/3/2022).

Baca Juga: 5 Risiko Beli dan Investasi Kripto Menurut Pakar, Jangan Sampai Rugi!

Airdrop ini biasanya terjadi saat seseorang atau entitas memberikan mata uang kripto secara gratis.

Tetapi detailnya minim, dan tidak jelas mata uang digital apa yang akan diberikan dan kepada siapa.

Mata uang kripto telah menjadi fitur utama perang antara Rusia dan Ukraina.

Berbagai spekulasi menyatakan bahwa Rusia bisa menggunakan mata uang kripto untuk mengeluarkan uang internal Rusia demi menghindari sanksi, meskipun para ahli mengatakan ini bisa sangat sulit.

Fedorov pekan lalu meminta pertukaran mata uang kripto utama untuk memblokir akun pengguna Rusia. Sedangkan Binance, bursa terbesar di dunia, akan memblokir alamat pengguna manapun yang telah dikenai sanksi, tetapi bukan akun semua orang Rusia.

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya