Negara Barat Bingung, Kenapa Kekuatan Udara Maksimal Rusia Belum Dikerahkan?

Rabu, 02 Maret 2022 | 17:37
Military review

helikopter serang Rusia Mi-28NM

Nextren.com - Serangan Rusia ke Ukraina belum menunjukkan perkembangan berarti.

Meski pasukan dan armada militer Rusia sudah banyak yang dikerahkan, belum terlihat serangan besar-besaran dari Rusia.

Hal ini membingungkan negara-negara Barat, yang selalu mengamati situasi serangan Rusia, detik demi detik.

Intelijen AS memperkirakan bahwa sebelum Rusia menginvasi Ukraina, mereka akan dengan cepat mengerahkan kekuatan udaranya yang besar untuk mendominasi langit Ukraina.

Namun ternyata, saat serangan telah berlangsung selama enam hari, kekuatan udara Rusia yang besar tak kunjung dikerahkan ke Ukraina.

Baca Juga: Canggihnya Drone Bayraktar TB2 di Ukraina, Sukses Hancurkan Tank Rusia

Dilansir Reuters, Rabu (2/3/2022), prediksi intelijen AS yang meleset itu membuat para pejabat militer bingung dan tidak bisa menjelaskannya dengan tepat.

Menurut pejabat senior pertahanan AS, yang enggan disebutkan namanya. Rusia mungkin belum mau mengambil risiko tinggi dengan pesawat dan pilot mereka sendiri.

Padahal kekuatan udara Ukraina dibandingkan Rusia sangat jauh, seperti David dan Goliath.

Para analis mengira militer Rusia akan segera mencoba menghancurkan angkatan udara dan pertahanan udara Ukraina, setelah Rusia melancarkan serangan pembuka 24 Februari lalu.

Langkah seperti itu menurut kelompok think-tank RUSI di London terlihat sangat logis, karena terlihat di hampir setiap konflik militer sejak 1938.

Serangan Rusia yang melambat itu dibarengi jet tempur angkatan udara Ukraina yang masih melancarkan serangan udara dan serangan darat tingkat rendah.

Sementara Rusia masih terbang melewati wilayah udara yang diperebutkan.

Padahal pasukan Ukraina punya roket permukaan-ke-udara, sehingga masih mampu mengancam pesawat Rusia yang mencoba mendukung pasukan darat.

Rob Lee, seorang spesialis militer Rusia dari Foreign Policy Research Institute, mengatakan ada banyak hal yang mereka lakukan yang membingungkan.

Awalnya dia menduga, perang akan dimulai dengan kekuatan secara maksimal.

Baca Juga: Ini Bahaya Senjata Nuklir Rusia 'Satan 2', Bisa Lenyapkan Satu Negara!

Pasalnya, semakin bertambahnya hari, biaya dan risiko perang pasti naik.

"(Tapi) mereka tidak melakukan itu dan sangat sulit untuk menjelaskannya karena alasan yang realistis,” ujar Lee.

Melesetnya prediksi serangan udara besar-besaran dari Rusia tersebut muncul saat AS menolak seruan Kiev untuk zona larangan terbang, yang bisa menarik AS secara langsung ke dalam konflik dengan Rusia.

Berbagai bukti kurangnya koordinasi antara angkatan udara Rusia dan formasi pasukan darat juga dilihat oleh sejumlah pakar militer.

Bahkan beberapa kolom pasukan Rusia dikerahkan terlalu maju, di luar jangkauan pertahanan udara Rusia sendiri.

Hal itu membuat tentara Rusia rentan terhadap serangan dari pasukan Ukraina, apalagi ada drone buatan Turki dan rudal anti-tank dari AS dan Inggris.

David Deptula, pensiunan jenderal bintang tiga Angkatan Udara AS yang pernah memimpin zona larangan terbang di Irak utara, terkejut melihat Rusia tidak bekerja lebih keras untuk membangun dominasi udara sejak awal.

"Rusia baru tahu bahwa mengoordinasikan operasi multi-domain tidak mudah, dan mereka tidak sebaik yang mereka duga,” kata Deptula kepada Reuters.

Sebaliknya, saat kinerja pasukan Rusia dinilai buruk, militer Ukraina sejauh ini justru melebihi harapan.

Tampaknya hal itu berasal dari pengalaman Ukraina delapan tahun terakhir, terlibat pertempuran dengan pasukan separatis yang didukung Rusia yang didominasi perang parit gaya Perang Dunia I.

Baca Juga: Dilarang China, Penambang Uang Kripto Buru-buru Kabur ke AS, Kazakhstan, Rusia

Sementara pasukan Rusia mendapat pengalaman tempur di Suriah, yang menunjukkan kemampuan koordinasi manuver darat dengan serangan udara dan drone.

Kemampuan Ukraina yang masih terus menerbangkan jet-jet angkatan udaranya merupakan bukti kapabilitas negara tersebut dalam menghadapi serangan.

Hal tersebut telah menjadi pendorong moral, baik untuk militernya sendiri maupun rakyat Ukraina.

Saat menjelang invasi, sejumlah pejabat AS memperkirakan bahwa Rusia berpotensi menyiapkan ratusan ribu pesawatnya untuk menginvasi Ukraina.

Namun, pejabat senior AS pada Selasa menolak untuk memperkirakan berapa banyak pesawat tempur Rusia, termasuk helikopter serang, yang mungkin masih tersedia dan di luar Ukraina.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Barat Bingung, Rusia Belum Juga Kerahkan Kekuatan Udara Besar-besaran Serang Ukraina"Penulis : Danur Lambang Pristiandaru

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya