Nextren.com -Investasi mata uang kripto dan NFT saat ini tengah populer di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia.
Sayangnya, investasi berbasis mata uang kripto memiliki resiko tinggi jika dilihat dari fluktuasi nilai mata uang dan keamanan.
Baru-baru ini, muncul kasus pembobolan aset kripto dalam jumlah besar di paltform Wormhole.
3 Februari lalu, akun Twitter resmi Wormhole mengumumkan kasus pembobolan aset kripto di platformnya.
The wormhole network was exploited for 120k wETH. ETH will be added over the next hours to ensure wETH is backed 1:1. More details to come shortly.We are working to get the network back up quickly. Thanks for your patience.Serangan hacker ini sebenarnya terjadi pada 2 Februari 2022 dan Wormhole langsung mengumumkan penghentian jaringan.— Wormhole???? (@wormholecrypto) February 2, 2022
Penghentian jaringan ditujukan untuk upaya maintenance atau perbaikan.
Tak main-main, hacker berhasil mencuri aset kripto sebesar 120.000 wETH.
Jika dikonversikan ke mata uang konvesnsional, aset kripto tersebut senilai USD 325 juta atau sekitar Rp 4,6 Triliun.
Melansir dari The Verge, hacker diduga berhasil membobol platform Wormhole setelah pembaruan GitHub beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Apakah NFT Aman dari Kebocoran Data dan Hacker? Ini Kata Pakar
Tak lama setelah peristiwa pembobolan, tim Wormhole menawarkan USD 10 juta atau sekitar Rp 143,8 Miliar kepada hacker untuk mengambalikan dana yang telah dicuri.
Namun, sang hacker tak merespons tawaran dari tim Wormhole.
Sebagai informasi, penyerang dapat membobol Wormhole dengan memalasukan "valid signature"yang memungkinkan mereka untuk bebas mencetak 120.000 wETH.
Jika diperinci, hacker berhasil mendapat keuntungan hingga USD 251 juta dari Ethereum, USD 47 juta dari solana, dan USD 4 juta dari stablecoin.
Bagi kalian yang belum tau, Wormhole merupakan portal decentralized finance (DeFi).
Wormhole menjadi penghubung atau jembatan yang memunkinkan pengguna memindahkan token kripto serta NFT dari Ethereum ke Solana.
Pembobolan ini tentunya akan berpengaruh besar terhadap nilai mata uang berbasis kripto.
Kendati demikian, mata uang Bitcoin dan Ethereum hingga kini masih tetap stabil dan tak menunjukan tren penurunan yang signifikan.
(*)