Terbongkarnya Penipuan Besar Berbasis Bitcoin di Brasil Senilai Rp 100 Triliun

Senin, 24 Januari 2022 | 13:41
Wikimedia

Ilustrasi Bitcoin

Nextren.com - Di tengah kabar anjloknya nilai mata uang kripto Bitcoin, terkuak kasus penipuan besar dalam skema piramida mata uang kripto di Brasil, dalam kasus Firaun Bitcoin Brasil.

Kasus ini disebut terkait dengan uang narkoba, sumbangan amal ke gereja, dan plot pembunuhan.

Kasus diawali saat tahun 2015, Glaidson Acácio dos Santos, seorang mantan pelayan dan pendeta, mendirikan sebuah perusahaan bernama GAS Consultoria Bitcoin, yang memperdagangkan mata uang kripto.

Dia segera memiliki portofolio besar dengan hasil ratusan juta dolar. seperti dilansir insightcrime.org.

Namun, kisah suksesnya itu hancur dengan cepat saat dia ditangkap Agustus 2021 dan dituduh membangun skema piramida yang rumit.

Sejak penangkapannya, kasus ini telah berubah, dan Acácio dos Santos menjadi terdakwa dalam 288 kasus perdata terpisah

Kasus ini terungkap pada bulan April tahun 2021 lalu, saat polisi federal Brasil menyerbu helipad sebuah hotel di tepi laut negarabagian Rio de Janeiro, Brasil.

Saat itu polisi menangkap dua pria dan seorang wanita yang sedang mengisi helikopter dengan uang kertas 7 juta reais (Rp 1,6 miliar)yang dikemas dengan rapi.

Mereka yang ditangkap itu mengaku kepada polisi bahwa mereka bekerja untuk G.A.S. Consulting & Technology, sebuah perusahaaninvestasi cryptocurrency yang didirikan oleh mantan pendeta yang menjadi multijutawan.

Acácio dos Santos diduga menjadi tokoh sentral dalam salah satu skema piramida terbesar yang pernah ada di Brasil.

Baca Juga: Harga Bitcoin Anjlok 40 Persen ke Titik Terendah, Pemilik Rugi Besar

Menurut polisi, perusahaan milik Glaidson Acácio dos Santos yang berusia 38 tahun itu, memiliki total transaksi senilai setidaknyaUS$ 7 miliar (Rp 100 triliun) sejak 2015 hingga pertengahan 2021.

Itu merupakan bagian dari skema Ponzi berbasis Bitcoin yang menjanjikan investor pengembalian 10% tiap bulan.

Dalam ratusan halaman dokumen yang didapat The Associated Press, polisi dan jaksa federal dan negara bagian menuduh dos Santosmenjalankan sistem canggih yang menjaring dan menipu ribuan investor skala kecil, yang percaya bahwa mereka menjadi kaya dariapresiasi tajam harga Bitcoin.

Acácio dos Santos kini berada di penjara Rio, menunggu persidangan atas berbagai tuduhan, termasuk pemerasan, kejahatan keuangan danmemerintahkan pembunuhan dan percobaan pembunuhan dua pesaing bisnis.

Dos Santos juga masih dalam penyelidikan atas kasus percobaan pembunuhan terhadap pesaing ketiga.

Dos Santos telah berulang kali menegaskan dirinya tidak bersalah. Sedangkan pengacaranya tidak membalas permintaan AP untuk berkomentar.

Ada kaitan ke uang narkoba

Menurut jaksa, Acácio dos Santos diduga tidak hanya menipu investor tetapi juga menerima uang narkoba dan milisi.

Mengutip laporan insightcrime.org, jaksa menuduh ada uang narkoba yang terlibat dalam dua transaksi Juni di mana total 1,7 juta reais (Rp 3,8 miliar) disimpan di rekening broker.

Dua penduduk Cabo Frio, kota di mana GAS Consultoria bermarkas, pernah menyetor uang namun tidak memiliki cara untuk memberikan bukti bagaimana mereka memiliki sejumlah besar uang tersebut.

Baca Juga: Apa Itu NFT? Aset Baru untuk Cari Cuan Besar di Dunia Digital

Dalam insiden terpisah April lalu, polisi menyita sebuah helikopter pribadi dengan uang tunai 7 juta reais (Rp 15,7 miliar). Uangtunai itu milik GAS Consultoria, yang tidak berhasil diambil kembali uang dari pengadilan.

Muncul pula hubungan dengan milisi, kelompok kejahatan terorganisir yang sebagian besar terdiri dari mantan tentara dan polisi aktif.

Saat itu jaksa menemukan simpanan 2 juta reais yang berasal dari individu yang terhubung kepada kelompok yang beroperasi di barat Riode Janeiro.

Pada bulan September, terungkap bahwa Acácio dos Santos menerima ponsel dan makanan yang dikirim ke sel penjaranya, yang mungkintelah difasilitasi oleh kontak milisi.

Akhirnya, polisi juga menangkap seorang agen real estate yang dicurigai terlibat dalam skema pencucian uang narkoba yang terpisah danmelakukan transfer sebesar 5 juta reais (Rp 12,7 miliar).

Namun bagi para pendukungnya, meski mendapatkan tuduhan seperti itu, Dos Santos dianggap mewakili pahlawan yang sebelumnya tidakmungkin.

Banyak yang memandangnya sebagai pria kulit hitam sederhana yang menjalani bisnis Bitcoin yang modern, sehingga bisa membuat merekakaya dengan mempermainkan sistem keuangan yang mereka yakini telah dicurangi oleh elit kulit putih yang kaya.

Kasus ini juga menegaskan pertumbuhan cepat cryptocurrency di Brasil, saat bertahun-tahun krisis ekonomi dan politik telah membuatmata uang digital menjadi pelindung yang menarik terhadap penurunan inflasi riil dan dua digit di Brasil.

Semangat investasi Bitcoin tinggi di Cabo Frio, kota resor tempat G.A.S dipasarkan.

Pendapatan G.A.S. mengalami kenaikan signifikan, memperkaya para investor awal.

Baca Juga: WhatsApp Siapkan Fitur Transaksi Uang Kripto Lewat Chat

Alhasil, banyak bermunculan perusahaan peniru, yang berusaha untuk mencari peruntungan.

Di sisi lain, gelombang kekerasan terkait cryptocurrency mengikuti kondisi tersebut.

Dengan begitu banyak dugaan skema piramida, Cabo Frio kemudian dikenal sebagai "Mesir Baru".

Lalu sebagai pemain top kota, dos Santos dijuluki "Firaun Bitcoin".

Menurut pihak berwenang setempat, dos Santos disebut mulai berdagang Bitcoin sejak tahun 2014 setelah meninggalkan pekerjaannyasebagai pelayan.

Dia mengajak klien dari Universal Church of the Kingdom of God, di mana dia pernah dilatih sebagai pengkhotbah.

Dia menjanjikan bonus referral kepada mereka yang membawa rekrutan baru.

Pada 2017, dos Santos menghasilkan banyak uang — dan menarik perhatian pihak berwenang.

Tahun itu, transaksi perusahaannya berjumlah 10 juta reais (US$ 1,8 juta), 15 kali lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Unit intelijen keuangan negara itu juga memperhatikan bahwa perusahaan – terdaftar sebagai restoran – secara teratur memperdagangkancryptocurrency di platform pertukaran online.

Baca Juga: Profil Athira Farina, Pilot Selebgram yang Lagi Tren di Twitter

Jaksa mengatakan skema yang diduga dilakukan dos Santos adalah seperti ini:

Klien menyetor uang ke rekening bank yang dijalankan oleh mitra pengelola.

Uang itu lalu ditransfer ke dos Santos atau istrinya dari Venezuela, Mirelis Yoseline Diaz Zerpa. Uang transferan itu akandikantongi sendiri, dipakai membeli bitcoin dan cryptocurrency lainnya serta aset keuangan tradisional, atau membayar anggota skemalainnya.

Klien dijanjikan pengembalian bulanan 10% atas investasi mereka selama kontrak 12 hingga 48 bulan, tetapi tidak bisa memiliki bitcoinyang dibeli dengan uang mereka.

Dan anehnya mereka yakin bahwa hal itu bebas risiko, karena mereka akan mendapatkan kembali seluruh investasi awal mereka di akhirkontrak.

Hingga kini, penegak hukum Brasil masih berusaha mengungkap nilai kekayaan sebenarnya dari kerajaan dos Santos.

AP memberitakan, jaksa telah mengidentifikasi setidaknya 27.000 korban di setidaknya 13 negara bagian Brasil dan tujuh negara lain,termasuk AS, Uni Emirat Arab, Inggris, dan Portugal.

Namun, penghitungan sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi, kata Luciano Regis, seorang pengacara yang mewakili puluhan korban.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber kontan