Percepat Pemerataan Kawasan Wisata di Tanah Air, Gerakan Menuju Smart City 2021 Dukung  Destinasi Pariwisata Prioritas

Jumat, 10 Desember 2021 | 17:24
Dok. Kota Batu

Wisata Eco Green Park menjadi salah satu andalan Kota Batu dalam mendukung pariwisata di Kawasan Prioritas Bromo-Tengger-Semeru.

Nextren.com –Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong pemerataan kawasan wisata di Tanah Air. Melaluiprogram tersebut Kemenparekraf menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas yang akandiubahmenjadi “Bali Baru”.

Adapun kawasan tersebut adalah Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Pulau Morotai di Maluku Utara, Danau Toba di Sumatera Utara (Sumut), dan Wakatobi di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Kemudian, Borobudur di Jawa Tengah (Jateng), Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur (Jatim), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Likupang di Sulawesi Utara, dan Raja Ampat di Papua Barat.

Demi mendukung pengembangannya, Gerakan MenujuSmartCity2021 yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berfokus pada kabupaten/kota yang ada di kawasan pariwisata tersebut.

Alasan lainnya, adalah mendukung bangkitnya sektor pariwisata Indonesia yang mengalami dampak pandemi Covid-19 paling parah.

Baca Juga: Bukan Trofi, 'Man of The Match' Piala AFF 2020 Justru dapat HP OPPO

Sebagai informasi, menurut data Kemenparekraf yang dikutip dari lamankemenparekraf.go.id, Indonesia mengalami penurunan jumlah wisatawan mancanegara hingga 75 persen pada 2020

Hal itu berdampak bagi para pelaku industri wisata. Setidaknya, terdapat 12,9 juta tenaga kerja di industri wisata yang mengalami pengurangan jam kerja.

Situasi pandemiyang perlahan mulai membaik menjadi momentum untuk membangkitkan kembali industri pariwisata di Indonesia.Dengan pendekatansmartcity, destinasi-destinasi prioritas tersebut akan berkembang dan bersaing.

Selain itu, sektor pariwisata memiliki keterkaitan erat dengan enam pilarsmartcity, yaknismarteconomy,smartinfrastructure,smartgovernance,smartenvironment,smartpeople, dansmartliving.

Pada pelaksanaan program, pemerintah kabupaten/kota yang menjadi peserta didorong untuk membuat rencana induk (masterplan) pembangunan berbasissmartcity. Pembuatanmasterplandidampingi oleh akademisi dan praktisismartcity.

Selain itu,masterplanjuga disesuaikan dengan kebutuhan, tantangan, dan potensi setiap kabupaten/kota. Dengan demikian, rancangan relevan dengan kondisi di lapangan.Masterplantersebut juga harus disusun untuk periode 5-10 tahun ke depan dan sesuai dengan enam pilarsmartcity.

Beberapa inovasi berhasil ditelurkan melalui Gerakan MenujuSmartCity2021. Salah satunya dari Kabupaten Ngada, NTT. Kabupaten tersebut berencana mempromosikan Desa Wisata Bena, Trolela, dan Belaragi melalui platform digital.

Inovasi lainnya dibuat oleh Kabupaten Temanggung dalam bentuk aplikasi pelayanan laporan kebencanaan yang diberi nama Sinotika. Program-program yang dibuat sepanjang pembinaan tidak terbatas untuk pariwisata, tetapi juga untuk meningkatkan taraf hidup di kabupaten/kota setempat.

Baca Juga: Capai Puncak Pelaksanaan, Gerakan Menuju Smart City 2021 Berhasil Bimbing 70 Kabupaten dan Kota

Sebagai informasi, Gerakan MenujuSmartCitydiselenggarakan pertama kali pada 2017. Tujuan program ini adalah mengakselerasi terbentuknya kota dan kabupaten berbasissmartcitydi Indonesia.

Pada periode 2017-2018, gerakan tersebut berhasil membina 100 kabupaten/kota.Gerakan MenujuSmartCityjuga didukung olehsejumlah kementerian terkait, termasuk Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian PAN-RB (Kemenpanrb), KementerianPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Kemudian, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional(Kementerian PPN/Bappenas), Kantor Staf Kepresidenan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian), serta Kementerian Dalam Negeri.

Editor : Sheila Respati

Baca Lainnya