FinAccel Siap Dominasi FinTech di Asia Tenggara, Ini Daftar Prestasinya

Rabu, 24 November 2021 | 20:30

Logo Finaccel

Nextren.com -FinAccel sebagai perusahaan induk Kredivo dan KrediFazz terus bertumbuh pesat.

Pertumbuhan tersebut dilihat dari keberhasilan Kredovo dan KrediFazz dalam memperolah pengguna setia.

Dalam konferensi pers FinAccel hari ini (24/11), FinAccel mengungkapkan bahwa mereka telah berhasil membangun Kredivo, yang kini memiliki lebih dari 4 juta pengguna aktif.

Baca Juga: Inilah 5 Langkah Ala Kredivo Agar Terhindar Dari Pinjol Ilegal

FinAccel juga mampu mendominasi industri FinTech Asia Tenggara dengan melakukan ekspansi layanan.

Layanan Kredivotelah resmi melebarkan sayapnya dengan berekspansi di Vietnam dan akan menargetkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

FinAccel bahkan telah bersiap melakukan IPO di bursa Saham Amerika Serikat (AS) lewat skema Special Purpose Acquisition Company (SPAC) bersama firma investasi global, Victory Park Capital.

Tak hanya itu, banyak prestasi juga telah didapatkan oleh FinAccel melalui KrediFazz.

Simak penjelasan seputar KrediFazz di halaman berikutnya.

FinAccel meluncurkan KrediFazz untuk memperluas ekosistem keuangan digital bagi lebih banyak masyarakat Indonesia.

KrediFazz sendiri merupakan layanan yang berfokus pada P2P lending.

KrediFazz menawarkan keunggulan yang sama dengan Kredivo, yakni bunga yang rendah, proses online dengan persetujuan cepat, dan jaminan keamanan setara dengan bank.

"Memayungi Kredivo dan KrediFazz, FinAccel sejak 2016 telah tumbuh secara signifikan dan menjadi pemimpin industri dengan ekosistem keuangan digital terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara,” ujar VP Marketing and Communications FinAccel, Indina Andamari.

Sesi konferensi pers Finaccel pada 24 November 2021

Baca Juga: Efek Hadirnya Pinjol Ilegal, Kredivo: Memperburuk Citra Fintech

Pertumbuhan agresif FinAccel sejalan dengan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan transformasi digital yang terjadi.

Laporan SEA e-Conomy tahun 2021 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company memproyeksikan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$146 miliar pada 2025.

Menghadapi hal tersebut, Indiana mengungkapkan bahwa FinAccel akan menggunakan 3 stratei utama.

Pertama, peningkatan kolaborasi strategis dan inovasi untuk menghadirkan produk keuangan digital unggulan namun tetap terjangkau.

Kedua, memperluas use casesuntuk menjaga relevansi dalam memnuhi kebutuhan masyarakat.

Ketiga, memperluas jangkauan di pasar regional yang minim akses kredit.

Bagaimana sobat Nextren, kira-kria mampukah FinAccel mempertahankan dominasinya di industri fintech Asia Tenggara?

Bagikan pendapat kalian di kolom komentar ya!

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto