Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.
Nextren.com -Kehadiran Grab di kota Kupang dan Jayapura membuatnya dipilih menjadi studi kasus oleh LPEM FEB UI.
Hari ini (19/11), hasil riset yang berjudul studi kasus sosio-ekonomi Kipang dan Jayapura itu diumumkan.
Studi LPEM FEB UI menyimpulkan aktivitas ekonomi di Kupang dan Jayapura semakin bergeliat atau meningkat.
Khususnya pada malam hari dimana penerangan meningkat dua kali sejak kehadiran Grab di kedua kota tersebut sejak tahun 2017 dan 2018.
Baca Juga: 4 Hal Menarik Dari Grab dan Bukalapak Dalam Program Kota Masa Depan
Ya, pada tahun 2017, layanan Grab sudah hadir di Jayapura.
Layanannya yaitu GrabKios, yang diikuti oleh GrabBike dan GrabCar di tahun yang sama.
Saat ini, Grab telah melengkapi layanannya dengan GrabExpress dan GrabFood di Jayapura.
Lalu, bagaimana dengan perjalanan perusahaan ini di Kupang? Lanjut di halaman selanjutnya.
Kehadiran layanan Grab di kota Kupang dimulai pada tahun 2018.
Hingga saat ini, Grab telah memperkenalkan GrabFood, GrabKios hingga GrabMart, di samping layanan transportasi untuk mendukung aktivitas harian masyarakat.
Hasil riset dari LPEM FEB UI juga mengungkapkan hal lain yang berpengaruh di kedua kota tersebut.
Seperti mendorong lahirnya wirausahawan baru dengan 50% dari mitra merchant GrabKios di Kupang dan Jayapura antara 2019-2021 merupakan usaha baru.
Baca Juga: JegBos Asal Semarang, Ojek Online 1 Tarif Untuk Belanja di 3 Toko Berbeda
Lalu dikatakan, 60% mitra pengemudi memanfaatkan produk asuransi kesehatan yang difasilitasi oleh Grab.
Tidak hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi juga untuk melindungi keluarga mereka.
Bagi mitra pengemudi, fleksibilitas kerja adalah faktor pendorong memilih pekerjaan tersebut.
Masuknya para mitra ke platform Grab, ditambah dengan pelatihan digital skills yang disediakan, telah mendorong inklusi digital. Hal ini ditunjukkan oleh hasil riset di halaman selanjutnya.
Riset memperlihatkan bahwa tingkat penggunaan teknologi Internet dan ponsel cerdas para mitra merchant di Kupang dan Jayapura telah mencapai 100%, atau dua kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata populasi.
Selain itu, 7 dari 10 mitra pengemudi Grab menggunakan teknologi dengan intensitas jauh di atas pengemudi non-Grab.
LPEM FEB UI juga membahas pengguna e-wallet mitra merchant Grab mencapai 87 poin persentase lebih tinggi dibanding non-Grab.
50 persen dari mitra menyatakan bahwa Grab adalah alasan mereka memiliki akun keuangan digital.
Akses ke layanan keuangan merambah ke produk finansial lainnya sebab mitra pengemudi Grab dua kali lebih mungkin membeli produk asuransi dan investasi, ditambah mendapatkan kredit.
Baca Juga: Beli Produk XL Axiata Sekarang Bisa Lewat Tokopedia dan Grab
Neneng Goenadi, Country Managing Director of Grab Indonesia mengatakan hasil riset LPEM FEB UI merefleksikan kuatnya komitmen Grab untuk Indonesia.
"Temuan bahwa Grab telah mendorong geliat ekonomi di Jayapura dan Kupang menyemangati kami untuk terus mempelopori lebih banyak solusi digital untuk mendukung majunya ekonomi digital, dan menjadi platform terpercaya masyarakat Indonesia," jelas Neneng. (*)