Nextren.com - Kehadiran startup di Indonesia saat ini makin marak dan disambut antusias oleh para milenial dan gen Z.
Apalagi ekosistem pendukungnya juga terus berkembang, baik dari pemerintah, dunia usaha, investor lokal dan global hingga hadirnya para mentor berkualitas.
Salah satu dukungan nyata pemerintah terlihat dari hadirnya Startup Studio Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sejak September 2020.
Tujuan dibentuknya Startup studio adalah untuk mendukung kemajuan ekosistem startup Indonesia lewat penyediaan fasilitas dan akses bagi para pegiat early-stage startup dalam mengembangkan potensi bisnisnya.
Baca Juga: Tips Ilham Habibie Bagi Talenta Digital Agar Berkembang Saat Ini
Startup Studio Indonesia fokus pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis, dan menitikberatkan pada coaching dan mentoring langsung dari para praktisi terkemuka di industri startup.
Kini, program inkubasi intensif Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 3 yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI telah memasuki sesi Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching.
Dalam sesi selama empat bulan ini, 15 startup early-stage terpilih menjadi partisipan yang berkesempatan dibina dan dilatih langsung oleh para coach berpengalaman.
Para coach terdiri dari pendiri dan praktisi startup aktif dan terkemuka, seperti Aviandri Hidayat (Vice President of Product Mekari), Dimas Harry Priawan (Co-Founder Dekoruma), Maria Sahara (Group Product Manager Xendit), serta Italo Gani (Managing Partner Impactto, sekaligus Advisor program SSI).
Tentunya hal ini menjadi kesempatan emas bagi para founder startup early stage, untuk belajar dan berdiskusi langsung dengan para petinggi startup-startup ternama di Indonesia.
Hal utama yang akan dilatih dalam sesi coaching ini adalah upaya penyempurnaan produk dan model bisnis serta peningkatan loyalitas/retensi pengguna, sebelum startup masuk tahap ekspansi pasar.
Fase ini biasa disebut juga dengan product-market fit. Ini istilah dimana perusahaan rintisan berupaya untuk mempersolid tawaran produk digitalnya, agar bisa memenuhi kebutuhan atau permintaan pengguna.
Dalam memilih tim coach terbaik se-Indonesia, dilihat rekam jejak para pendiri dan praktisi startup yang perusahaannya sudah berhasil mencapai tahap product market fit.
Dipertimbangkan juga keahlian, spesialisasi, dan peran para coach itu dalam membawa startup masing-masing, hingga ada di titik sekarang.
Baca Juga: 3 Cara Menjadi Startup yang Berkembang di Tengah Pandemi Ala Traveloka
"Tentunya kami ingin melibatkan para praktisi yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan praktikal, untuk dapat berbagi ilmu dengan para startup SSI Batch 3,” jelas Italo.
Dengan konsep ‘more brainstorming, less classes’, Startup Studio Indonesia menitikberatkan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis lewat sesi coaching, dan bukan hanya secara teoretikal.
Tim SSI juga secara berkala melakukan penilaian terhadap jajaran coach. Hal itu untuk memastikan bahwa ilmu-ilmu yang dibagikan dapat berdampak langsung dan menyelesaikan tantangan yang dihadapi masing-masing startup peserta Batch 3.
Proses 1-on-1 Coaching dimulai dengan Sesi Diagnosa, dimana peserta SSI Batch 3 akan mendiskusikan pain point atau tantangan-tantangan yang selama ini dihadapi.
Setelah itu, tim SSI akan memasangkan peserta tersebut dengan coach yang paling cocok. Kurikulum yang didapat pun akan bersifat personalized.
Maka SSI bisa menjadi program inkubasi intensif yang benar-benar efektif, karena menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan para peserta, dan bukan sebaliknya.
Setiap dua minggu sekali, para peserta SSI akan menjalani sesi dengan Italo Gani, Co-Founder dan Managing Partner dari early-stage startup builder Impactto.
Tujuannya untuk mengkalibrasi ulang, saling memberikan input atau umpan balik, dan berdiskusi dengan para peserta SSI tentang ilmu yang didapat dari coach.
Baca Juga: Cara Menjaga Bisnis Startup di Masa Pandemi, Mending Tutup Saja?
“Di awal mengembangkan Dekoruma, kami mendapatkan banyak sekali nasihat dan masukan bermanfaat dari teman-teman. Tanpa mereka, mungkin kami akan menghadapi banyak permasalahan yang sebenarnya bisa dicegah."
"Karena itu, sekarang adalah saat bagi kami untuk berkontribusi dan membantu generasi startup berikutnya agar bisa menjadi lebih baik lagi,” ungkap Dimas Harry Priawan, Co-Founder Dekoruma yang menjadi salah satu coach.
Menurut Dimas, SSI adalah salah satu program inkubasi terbaik yang pernah dia ikuti.
"Tahun ini merupakan tahun ketiga saya dan kualitasnya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Saya tidak sabar bertemu dan berdiskusi lebih jauh dengan para peserta SSI untuk mengoptimalkan model bisnis dan produk digital mereka agar bisa memenuhi kebutuhan pasar, ujar Dimas.
Diams berharap, para finalis bisa menikmati perjalanan ini, tetap fokus, tekun, dan jangan pernah merasa sendirian, karena ekosistem startup di Indonesia ini sangat luas dan bisa saling mendukung.
Sementara itu, Maria Sahara selaku Group Product Manager Xendit mengaku senang bisa berbagi pengetahuan dan pengalamannya selama bekerja di perusahaan multi-teknologi dalam tujuh tahun terakhir.
“Terkadang, dalam perjalanan mengembangkan startup, kita membutuhkan pihak eksternal untuk memberikan perspektif baru. Semoga dengan sesi coaching ini, saya juga bisa sharing pengalaman untuk membantu para founders menyelesaikan tantangan yang sedang mereka hadapi,” kata Maria.
Ia menekankan, walaupun banyak pendiri startup memulai perusahaannya dengan visi atau mimpi besar, mereka harus memiliki rencana eksekusi yang jelas dan spesifik, agar bisa benar-benar mewujudkan perubahan yang diinginkan.
Baca Juga: Inilah Solusi Jalankan Bisnis Warung Kelontong Ala Startup GudangAda
Selain itu, Maria juga menyarankan para penggerak startup untuk terus melakukan uji coba terhadap aplikasi mereka, aplikasi kompetitor, atau alternatif lain yang ada di pasaran.
Hal ini penting supaya para pelaku startup bisa lebih familiar dan merencanakan solusi apa yang bisa diperbaiki dan dikembangkan seiring berjalannya waktu.
Aviandri Hidayat, Vice President of Product Mekari dan salah satu coach SSI, selalu berpesan kepada para peserta untuk terus belajar dan berinovasi, serta membuka pikiran untuk berbagai kemungkinan.
“Dari pengalaman selama membesarkan startup, prinsip yang ingin saya tekankan adalah: jangan terlampau ‘jatuh cinta’ dengan produk startup kita sendiri."
"Artinya, kita harus ingat bahwa kehadiran bisnis kita adalah untuk menyelesaikan sebuah problem bagi pengguna. Kita harus terbuka akan semua feedback, baik dari pengguna, mentor, dan teman-teman."
"Memang tidak mengenakkan menerima kritikan, tapi itulah yang akan membuat kita bisa selalu berkembang,” ujarnya.
“Saya sangat kagum dengan program SSI untuk memberdayakan lebih banyak perusahaan teknologi yang telah berkontribusi banyak terhadap perekonomian Indonesia, baik dengan memberikan nilai terhadap pengguna atau menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda.
Semoga melalui program ini, kita bisa menemukan perusahaan unicorn Indonesia yang selanjutnya,” tutup Aviandri.
Baca Juga: Pentingnya Digitalisasi Saat Pandemi Agar Terhindar Dari Bangkrut
Bantu Startup untuk “Naik Kelas”
Program SSI hadir untuk memperkuat dan melengkapi program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Nexticorn yang telah lebih dulu diluncurkan oleh Kominfo RI.
Lewat elalui program ini, Kominfo menargetkan untuk mencetak 150 startup digital yang mampu mengembangkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital pada tahun 2024 mendatang.
Tahun ini, melalui tahap seleksi yang ketat, terdapat 15 startup early-stage dari total 5.723 pendaftar yang akhirnya terpilih sebagai partisipan.
Daftar startup tersebut diantaranya adalah: AturKuliner, AyoBlajar, Bicarakan, Bolu, Eateroo, Finku, FishLog, Gajiku, Imajin, Keyta, KreatifHub, Powerbrain, Sgara, Soul Parking, dan Zi.Care.
Sejak diluncurkan pertama kali pada bulan September 2020, program inkubasi SSI telah diikuti oleh total 50 startup early-stage di Indonesia.
Setelah menyelesaikan program, mayoritas dari peserta mampu melakukan scale-up dan inovasi dengan lebih efektif dan efisien, sehingga menarik lebih banyak pengguna dan bahkan berhasil meraih pendanaan tahap awal dari investor.
Beberapa startup yang merupakan alumni program SSI diantaranya adalah Justika, Schoters, Verihubs, Woobiz, Feedloop, Rekosistem (Batch 1), dan Appskep, Legalku, Dibimbing, Sribuu, LingoTalk, dan Wehelpyou (Batch 2).