XL Axiata dan Smartfren Dikabarkan Sedang Penjajakan untuk Proses Merger

Senin, 11 Oktober 2021 | 20:00
Smartfren

Ilustrasi Warga menikmati konektivitas 4G LTE Smartfren

Nextren.com - Perusahaan telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo dan 3 (PT Hutchison 3 Indonesia) sudah resmi merger, dan menggabungkan proses bisnis dan teknologinya di Indonesia.

Hal itu disebut menguntungkan perusahaan maupun pelanggan, karena perusahaan gabungan tersebut memiliki spektrum frekuensi yang lebih lega, sehingga bisa melayani pelanggan lebih baik.

Kini kabar panas berikutnya terkait peluang merger berikutnya muncul, seperti dilansir dari Bloomberg (8/10).

Perusahaan telekomunikasi terbesar Malaysia, Axiata Group Bhd. dan konglomerat Indonesia Sinar Mas Group, saat ini dikabarkan sedang menjajaki peluang penggabungan operasi telekomunikasi mereka di Indonesia, menurut sumber yang mengetahui pengetahuan tentang masalah tersebut.

Baca Juga: Indosat Ooredoo dan Tri Resmi Merger, Ini Manfaat Bagi Pelanggan dan Industri

Pemilik XL Axiata dan Smartfren kini sedang bekerja dengan konsultan untuk menimbang pilihan untuk berbagi jaringan mereka, kata dua orang sumber yang tidak disebutkan namanya.

Kabar itu membuat harga saham XL Axiata dan Smartfren melonjak.

Saham XL Axiata melonjak 4,5% pada hari Jumat, membuat nilai perusahaan menjadi skeitar 32 triliun rupiah ($ 2,3 miliar).

Sedangkan saham Smartfren melonjak sebesar 8%, sehingaga nilai perusahaan menjadi sekitar 33 triliun rupiah.

Proses penjajakan masih berlangsung dan tidak ada kepastian bahwa merger akan terjadi, kata sumber tersebut.

Sayangnya, perwakilan Axiata dan Sinar Mas menolak berkomentar tentang hal itu.

"Smartfren terbuka untuk mengkonsolidasikan atau berkolaborasi dengan pemain industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional," kata Direktur Utama Smartfren Merza Fachys. "Namun, semua pihak harus mendapatkan manfaat yang sama," tambahnya.

Sementara Direktur Utama XL Axiata Dian Siswarini mengatakan perusahaan selalu terbuka untuk berbagai kemungkinan untuk "berkonsolidasi dengan pihak mana pun" dan mengarahkan Bloomberg News untuk bertanya kepada pemegang saham.

Kolaborasi strategis antara XL Axiata dan Smartfren tersebut akan hadir di tengah konsolidasi operator seluler di Indonesia, sebagai salah satu pasar telekomunikasi yang berkembang tercepat di dunia.

Baca Juga: Indosat Ooredoo dan 3 Resmi Merger, Jadi Operator Seluler Terbesar Kedua?

Bulan lalu, CK Hutchison Holdings Ltd. dan Qatar Ooredoo QPSC setuju untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi Indonesia mereka dalam transaksi senilai $ 6 miliar.

Meski keduanya bergabung, BUMN PT Telkom Indonesia tetap menjadi operator terbesar di Indonesia, negara terpadat di Asia Tenggara ini.

Sebelumnya, Axiata telah didekati oleh CK Hutchison, konglomerat Hong Kong yang didukung oleh taipan Victor Li, tentang kemungkinan kombinasi operasi telekomunikasi mereka di Asia Tenggara pada 2019.

Menurut laporan keuangan terbarunya, XL Axiata memiliki 56,8 juta pelanggan pada tanggal 30 Juni.

Adapun laba bersihnya sekitar Rp 716 miliar dengan pendapatan hampir Rp 13 triliun hingga Juni 2021. Axiata memiliki saham sekitar 66% dari perusahaan.

Sedangkan Smartfren dari grup Sinar Mas, memiliki 27,9 juta pengguna pada akhir 2020, menurut laporan tahunan terbarunya.

Smartfren melaporkan kerugian bersih Rp 452 miliar dengan pendapatan Rp 4,95 triliun selama 6 bulan tahun 2021, sesuai dengan laporan keuangan terbarunya.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto